Sukses

Peternak Buka Suara soal Harga Telur Meroket

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia memaparkan beberapa alasan kenapa harga telur naik, demikian pula daging ayam.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Singgih Januratmoko, buka-bukaan soal kenaikan harga telur dan daging ayam jelang tahun baru 2022.

Menurut dia, harga kedua komoditas ini memang wajar terjadi selama periode Natal dan tahun baru (Nataru). Untuk harga telur naik dikatakan mengikuti proses supply and demand saja.

"Jadi kalau ayam dan telur kondisi serapannya akhir tahun selalu naik. Untuk telur memang karena 6 bulan yang lalu hampir setahun setengah rugi. Jadi, secara suplai berkurang," kata Singgih kepada Liputan6.com, Rabu (29/12/2021).

Anggota Komisi VI DPR RI ini pun menolak anggapan harga telur dan daging ayam naik akibat faktor cuaca ekstrem belakangan ini. "Enggak ada, semuanya lancar kok," ungkapnya.

Singgih lantas memaparkan beberapa alasan kenapa harga telur dan daging ayam naik. Khusus untuk daging ayam, itu terjadi akibat harga pakan jagung yang tahun ini naik 30 persen dibanding 2020.

"Otomatis karena pakan memang menyumbang 50 persen dari biaya produksi. Otomatis harganya (daging ayam) naik antara 15-20 persen daripada tahun lalu," ujar dia.

"Kalau telur memang jauh di atas biaya produksi. Tapi memang karena waktu itu 6 bulan kemarin karena harganya murah sekali, orang mengurangi jumlah pasokan," tambah Singgih.

Kendati mahal, permintaan akan daging dan telur ayam sejauh ini malah membaik. "Permintaan ramai, normal. Kalau dibanding sebelum kondisi Covid-19, 80-90 persen sudah lumayan," pungkas Singgih.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cuaca Ekstrem Jadi Biang Kerok Harga Pangan Meroket Tajam Jelang Tahun Baru

Peneliti Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi menyoroti harga pangan yang naik di luar dugaan jelang tahun baru 2022.

Berkaca pada pengalamannya sebagai Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), kenaikan harga beberapa komoditas seperti minyak goreng, cabai rawit merah dan telur memang kerap terjadi sebelum pergantian tahun. Namun, kali ini terlalu parah.

"Biasanya akhir tahun juga ada kenaikan. Tapi kenaikannya memang tidak terlalu besar seperti sekarang," kata Agung kepada Liputan6.com, Rabu (29/12/2021).

Agung menduga, faktor utama kenaikan harga bapok yang tidak wajar ini bukan berasal dari sisi produksi, tapi lebih kepada cuaca ekstrem yang menimpa sejumlah wilayah Indonesia akhir-akhir ini.

"Ini juga mungkin dipicu oleh kondisi cuaca yang ekstrem. Cuaca ekstrem akibatnya mempengaruhi produksi," ujar dia.

Cuaca ekstrem tersebut pun turut berpengaruh kepada distribusi bahan pangan yang menjadi sulit. Ditambah pemerintah sebelumnya juga sempat menerapkan kebijakan PPKM berlevel.

"Kedua masalah distribusi, itu juga karena cuaca, karena PPKM (sebelumnya)," ungkap Agung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.