Sukses

Krakatau Steel Kini Untung Rp 800 Miliar Usai Rugi 8 Tahun, Apa Rahasianya?

Krakatau Steel telah melewati tahap satu dan dua proses restrukturisasi, dan sukses meraih keuntungan Rp 800 miliar pasca merugi bertahun-tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi jajaran komisaris dan direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang telah membawa perseroan ke tahap akhir proses restrukturisasi.

Erick menyebutkan, Krakatau Steel telah melewati tahap satu dan dua proses restrukturisasi, dan sukses meraih keuntungan Rp 800 miliar pasca merugi bertahun-tahun.

Kini, ia pun meminta agar seluruh jajaran pengurus Krakatau Steel tidak berpuas diri terlebih dahulu, dan tetap menyelesaikan proses akhir restrukturisasi.

"Tentu tahapan ini sudah berhasil satu dan dua, dan kalau kita lihat performance-nya yang selama ini Krakatau Steel itu rugi 8 tahun terakhir, sekarang udah untung Rp 800 miliar," terangnya saat acara peresmian pabrik Hot Strip Mill 2 milik Krakatau Steel di Kota Cilegon, Banten, Selasa (21/9/2021).

"Tetapi saya bilang kepada manajemen, jangan berpuas diri, karena ini penting bagaimana kita terus tingkatkan performance daripada Krakatau Steel," tegas Erick Thohir.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembangunan Pabrik Hot Strip Mill 2

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengutarakan, pihaknya kini telah menyelesaikan pembangunan pabrik Hot Strip Mill 2 yang mulai beroperasi sejak beberapa waktu terakhir.

Menurut penjelasannya, labrik yang memproduksi hot rolled coil (HRC) ini memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun. Selain di Indonesia, pabrik sejenis ini baru ada di Amerika Serikat.

"Pabrik ini dibangun dengan investasi Rp 7,5 triliun di atas lahan 25 ha. Dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun membuat produksi HRC jadi 7,5 juta ton per tahun," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.