Sukses

Bermodal Gaji Kerja Paruh Waktu dan Dropship, Pemuda Ini Sukses Punya Merek Pakaian Olahraga Sendiri

Gymshark, menjual produk pakaian olahraga secara eksklusif dan secara online - hanya melalui situs webnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri label pakaian olahraga Gymshark, Ben Francis mengatakan dia tidak melihat merek terkenal sebagai ancaman bagi labelnya yang baru seumur jagung meski telah bernilai USD 1 miliar (Rp 14,2 triliun).

"Kita tidak khawatir tentang keberadaan merek yang lebih besar," kata Francis dalam sebuah wawancara, seperti dilansir CNBC, Selasa (14/9/2021).

Hal itu ia katakan karena melihat banyak bisnis pakaian olahraga sebenarnya mencoba untuk beralih ke model bisnis yang mirip dengan Gymshark.

Gymshark, menjual produk pakaian olahraganya secara eksklusif dan secara online - hanya melalui situs webnya.

Merek ini adalah pengadopsi awal pemasaran influencer, yang bermitra dengan YouTuber kebugaran terkenal dan membangun komunitas sendiri yang dikenal sebagai "atlet Gymshark."

Dan karena Francis telah membangun bisnis ini dengan pola pikir yang lebih muda, lebih gesit, dan kepahaman tentang media sosial, sehingga dia tidak terlalu peduli dengan merek-merek lama yang mencoba melakukan hal yang sama.

"Jika saya jujur, saya lebih khawatir tentang orang berusia 16 tahun yang mirip dengan apa yang saya rasakan di kamar tidur, mencoba membangun merek baru itu," ungkap Francis.

Francis membangun versi pertama situs web Gymshark saat ia masih duduk di bangku kuliah pada tahun 2011, setelah menyadari minatnya untuk pengembangan situs web dan aplikasi, serta aktivitas kebugaran di sekolah.

Dia kemudian bekerja sama dengan dengan teman sekolahnya, Lewis Morgan, untuk membangun Gymshark pada tahun 2012.

Keduanya awalnya menggunakan situs web untuk "dropship" suplemen kebugaran, yaitu ketika sebuah bisnis menerima pesanan pelanggan, tetapi tidak benar-benar membeli stok secara fisik.

Jadi mereka secara efektif bertindak sebagai perantara untuk memasarkan dan menjual sebuah produk, tanpa harus menanggung biaya tambahan dan risiko membeli saham sendiri.

Mereka menggunakan uang dari usaha ini, serta apa yang diperoleh Francis ketika bekerja paruh waktu di Pizza Hut, untuk membeli mesin jahit dan sablon untuk mulai membuat pakaian olahraga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Omset Gymshark Naik Sepuluh Kali Lipat dalam Empat Tahun Terakhir

Gymshark telah berkembang pesat sejak saat itu, menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar pada tahun 2020.

Omset Gymshark sendiri dalam empat tahun terakhir naik sepuluh kali lipat, melonjak menjadi USD 552 juta tahun ini, menurut data terbaru Gymshark yang dikumpulkan dalam setahun.

Sementara Gymshark tidak mengungkapkan angka laba setahun penuh terbarunya. Pada akhir Juli 2020 menunjukkan laba perusahaan telah meningkat menjadi £24,4 juta - naik dari hanya di bawah £15 juta pada 2019.

Sebagai perbandingan, merek pakaian olahraga terkenal AS dan dunia, Nike melaporkan pada Juni 2021 bahwa pendapatannya telah tumbuh 19 persen menjadi USD 44,5 miliar, untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Mei 2021.

Nike melaporkan laba bersih sebesar USD 5,7 miliar untuk 2021 ini, lebih dari dua kali lipat labanya untuk tahun tersebut. 

Sementara itu, merek pakaian kebugaran Jerman, Adidas melaporkan pada Maret 2021 bahwa pendapatannya telah turun 16 persen menjadi hanya kurang dari USD 23,7 miliar untuk 2020.

Adidas mengatakan penjualannya "terdampak secara signifikan" oleh pandemi Virus Corona.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.