Sukses

KRI RE Martadinata 331, Kapal Perang Tercanggih TNI AL

TNI AL kini tengah mengirim KRI Raden Eddy Martadinata 331 berpatroli menjaga perbatasan Indonesia Timur

Liputan6.com, Jakarta TNI AL patut bangga, PT PAL Indonesia (Persero) telah berhasil membangun kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) SIGMA pertama. Pembangunan kapal perang canggih ini dari hasil kerjasama dengan perusahaan kapal Belanda Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS).

Kapal ini telah diserahterimakan ke TNI AL pada 2017 oleh Menteri Pertahanan kala itu yaitu Ryamizard Ryacudu. Kapal ini kini beroperasi dengan nama KRI Raden Eddy Martadinata 331. Tahukah kalian bahwa KRI REM 331 ini kini menjadi salah satu kapal perang tercanggih yang dimiliki TNI AL?

Melansir dari laman resmi PT PAL, Selasa (7/9/2021), KRI RE Martadinata-331 dengan panjang total 105,11 meter dan berat 2.365 ton merupakan kapal perang kelas light fregat.

Kapal tersebut dilengkapi dengan system persenjataan meriam utama Otomelara 76 mm dan dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara (SAM), sistem pertahanan diri (CIWS) 35 mm, sistem torpedo, dan rudal permukaan ke permukaan (SSM) Exocet MM-40 Block 3.

KRI RE Martadinata 331 memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui system electronic counter measure (ECM) Scorpion 2L dan electronic support measure (ESM) Vigile 100 S. Dengan kecanggihan ini, KRI REM 331 mampu bergerak tanpa terdeteksi radar lawan. Bahkan kini KRI ini dikukuhkan sebagai kapal pimpinan (flagship).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Operasi

Terbaru, KRI RE Martadinata 331 saat ini tengah melaksanakan operasi pengamanan perbatasan wilayah Indonesia Timur yang dimulai dari perairan Maluku.

Kapal perang itu akan mengisi bahan bakar dan perbekalan lain di Ambon, kemudian operasi pengamanan perbatasan selama dua bulan mulai dari perairan Maluku hingga Papua yang berbatasan dengan negara tetangga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.