Sukses

Jawab Protes Bankir Soal Jam Kerja, Goldman Sachs Pilih Naikkan Gaji

Ternyata kenaikan yang diberikan Goldman Sachs cukup besar.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan perbankan investasi, Goldman Sachs memutuskan menambah gaji para bankir muda setelah adanya keluhan terkait jam kerja yang terlalu panjang.

Analis investasi bank tahun pertama misalnya, akan mendapatkan kenaikan gaji dari USD 86 ribu (Rp 1,2 miliar) menjadi USD 110 ribu (Rp 1,5 miliar).  

Financial Times melaporkan kenaikan gaji tersebut tidak termasuk dengan bonus. Gaji pokok akan naik menjadi USD 125 ribu (Rp 1,7 miliar) pada tahun kedua.  

Namun, Melansir dari BBC, Rabu (4/8/2021), Xavier Rolet yang bekerja di London Stock Exchange selama delapan tahun, menyindir keluhan para bankir tersebut.

Dia mengatakan bahwa bankir muda harus berhenti mengeluh tentang jam kerja yang panjang atau mencari pekerjaan lain.

Dia menyarankan bank untuk mempekerjakan orang-orang miskin yang berhasil membawa diri mereka untuk masuk ke perguruan tinggi dibandingkan lulusan yang memiliki privilege.  

Rolet yang bekerja di Goldman Sachs New York dan London pada awal karirnya, menuliskan melalui LinkedIn, jika dia harus bekerja selama 130 jam dalam seminggu, 7 hari dalam seminggu secara teratur pada 1980-an.

“Kami akan bekerja sepanjang trading day New York di kantor, makan malam di meja kemudian melakukan trading Asia dan Tokyo dari jam 8-10 malam. Selanjutnya, trading Tokyo dari rumah pada jam 12 malam hingga 2 pagi,” jelas Rolet.    

"Mengambil beberapa waktu dan menutup mata sampai jam 4 pagi untuk menempatkan pesanan kami di pasar Eropa pada waktu pembukaan. Berada di kantor pada jam setengah 7 pagi dan trading pesanan Eropa tepat waktu untuk pra pembukaan di New York. Tokyo buka pada Sabtu dan setengah hari pada Minggu." 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jam Kerja Dianggap Tidak Manusiawi

Tahun ini, sekelompok bankir muda Goldman Sachs mengeluhkan adanya ketetapan 95 jam kerja dalam seminggu sehingga mereka meminta jam kerja dibatasi menjadi 80 jam. Mereka mengatakan ketetapan tersebut tidak manusiawi.  

Pada Februari lalu, sekelompok analis perbankan investasi di Goldman Sachs, AS memberikan presentasi kepada pihak manajemen untuk mengomentari kondisi kerjanya.

"Kurang tidur, perlakuan bankir senior, tekanan mental dan fisik. Saya telah melewati foster care (orang tua asuh) dan ini bisa dibilang lebih buruk," kata salah satu analis.  

Sementara itu, analis lain berkomentar, “Ini melebihi tingkatan dari bekerja keras. Ini tidak manusiawi dan menyiksa.”  

Rolet bertanya kepada orang-orang di LinkedIn, "Berapa banyak ibu tunggal yang bekerja untuk menyekolahkan anaknya, menurut Anda apakah bekerja kurang dari 130 jam dalam seminggu?"  

"Ini adalah dunia yang bebas. Jika Anda tidak menyukai apa yang Anda lakukan atau berpikir jamnya tidak sesuai dengan gaya hidup Anda, lakukan sesuatu yang lain,” kata Rolet.

Menurutnya, bankir junior dibayar dengan gaji yang sangat baik apabila dibandingkan dengan industri atau sektor lainnya.  

Diketahui Rolet dibesarkan di Aljazair dan dekat dengan Paris di daerah miskin bernama Sarcelles. Setelah merintis karier di bidang keuangan, Rolet memimpin LSE dari 2009 hingga 2017 dan saat ini menjabat sebagai ketua PhosAgro, sebuah perusahaan pupuk di Rusia.  

Reporter: Shania

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini