Sukses

Ingin Beli Logam Mulia? Tengok Rincian Harga Emas Pegadaian di 27 April 2021

Pada, Selasa, 27 April 2021, beberapa harga emas yang dijual oleh Pegadaian terpantau naik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) ikutan menawarkan jual beli emas selain jasa gadai. Harga emas di BUMN ini berubah mengikuti gerak pasar setiap hari.

Ada beberapa jenis emas yang dijual Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini. Terdapat emas Antam dan emas Retro. Selain itu juga terdapat emas Batik dan emas UBS. Semua jenis emas ini hanya tersedia di outlet Pegadaian.

Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Pada, Selasa, 27 April 2021, harga beberapa jenis produk emas di Pegadaian terpantau naik.

Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada 27 April 2021:

Harga Emas Antam

- 0, 5 gram = Rp 540.000

- 1 gram = Rp 974.000

- 2 gram = Rp 1.885.000

- 3 gram = Rp 2.802.000

- 5 gram = Rp 4.635.000

- 10 gram = Rp 9.210.000

- 25 gram = Rp 22.893.000

- 50 gram = Rp 45.702.000

- 100 gram = Rp 91.323.000

- 250 gram = Rp 228.028.000

- 500 gram = Rp 455.837.000

- 1000 gram = Rp 911.631.000.

 

Harga Emas Antam Retro

- 0, 5 gram = Rp 458.000

- 1 gram = Rp 914.000

- 2 gram = Rp 1.827.000

- 3 gram = Rp 2.739.000

- 5 gram = Rp 4.566.000

- 10 gram = Rp 9.130.000

- 25 gram = Rp 22.823.000

- 50 gram = Rp 45.645.000

- 100 gram = Rp 91.288.000.

 

Harga Emas Antam Batik

- 0,5 gram = Rp 613.000

- 1,0 gram = Rp 1.131.000

- 8,0 gram = Rp 8.541.000.

 

Harga Emas UBS

- 0,5 gram = Rp 498.000

- 1 gram = Rp 932.000

- 2 gram = Rp 1.850.000

- 5 gram = Rp 4.569.000

- 10 gram = Rp 9.089.000

- 25 gram = Rp 22.678.000

- 50 gram = Rp 45.261.000

- 100 gram = Rp 90.487.000

- 250 gram = Rp 226.150.000

- 500 gram = Rp 451.767.000

- 1000 gram = Rp 902.557.000.

 

Reporter: Anisa Aulia

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Stabil Jelang Pertemuan The Fed, Paladium Kembali Cetak Rekor

Harga emas stabil pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Investor tengah menunggu isyarat kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Sementara, harga paladium kembali mencetak rekor tertinggi karena menipisnya pasokan.

Mengutip CNBC, Selasa (27/4/2021), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 1,779,50 per ounce, setelah mencapai level terendah dalam 1 minggu di USD 1.768,15 per ounce. Sementara itu untuk harga emas berjangka di tutup naik 0,13 persen menjadi USD 1.780,1 per ounce.

"Pasar emas hanya ingin melewati pertemuan the Fed untuk melihat apa yang mereka katakan mengenai inflasi sebelum melakukan aksi," jelas analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn.

Ia melanjutkan, pelaku pasar juga akan fokus pada prospek jangka panjang bank sentral AS tentang suku bunga dan rencana tindakan mereka pada suku bunga dalam jangka pendek.

Pertemuan the Fed dijadwalkan dua hari dimulai pada hari Selasa dengan perhatian investor terfokus terutama pada apa yang akan dikatakan Gubernur the Fed Jerome Powell dalam konferensi pers pasca pertemuan pada Rabu.

Nilai tukar dolar AS dan imbal hasil Treasury AS stabil.

Harga emas turun sekitar 6 persen sepanjang tahun ini, sebagian besar tertekan oleh kenaikan imbal hasil surat utang AS.

"Penembusan di atas level USD 1.800, bagaimanapun, mungkin baru bisa terwujud jika imbal hasil 10 tahun diperdagangkan di bawah 1,55 persen," kata analis di OCBC dalam sebuah catatan.

3 dari 3 halaman

Paladium

Sementara itu, paladium memperpanjang rekor tertingginya dengan naik 1,8 persen menjadi USD 2.906,03 per ounce setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 2.941 ounce.

Harga logam yang digunakan dalam katalis pengurang emisi di mobil ini telah meningkat sekitar 19 persen sepanjang tahun ini.

"Harga paladium menemukan penarik dari prospek defisit pasokan baru," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

"Harga yang lebih tinggi ini hasil dari permintaan yang kuat dari industri otomotif karena peraturan emisi yang lebih ketat untuk mobil dengan mesin pembakaran ditambah dengan berkurangnya pasokan," lanjut cacatan tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.