Sukses

Prediksi Sandiaga Uno: Sektor Pariwisata Tumbuh 4 Persen di 2021

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, memproyeksikan tahun 2021 sektor pariwisata dan lapangan kerja bisa tumbuh sebesar 3-4 persen, dan ekonomi kreatif bisa tumbuh 2-3 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, memproyeksikan tahun 2021 sektor pariwisata dan lapangan kerja bisa tumbuh sebesar 3-4 persen, dan ekonomi kreatif bisa tumbuh 2-3 persen.

“2021 kita melihat tren pemulihan berlanjut, pariwisata kita harapkan tumbuh dan lapangan kerja 3 sampai 4 persen dan ekonomi kreatif tumbuh 2-3 persen. Nah, kita harus  gerak biar cepat nih guys untuk membangun pondasi untuk kebangkitan sektor pariwisata kita,” kata Menparekraf dalam Webinar Membangkitkan Optimisme Industri Pariwisata Nusantara FORWADA, Kamis (4/3/2021).

Selanjutnya ia menyebutkan pada tahun 2019 share Pariwisata dan ekonomi kreatif kepada PDB masih tumbuh sebesar 7,26 persen. Namun tahun 2020 minus  2,49 persen, dan dari  tenaga Kerja nya juga tahun 2020 minus 2,49 persen dibanding tahun 2019 sebesar 4,02 persen.

“Kita harapkan di 2021 ini akan rebound. Saya yakin semuanya diawali dengan kenaikan lapangan kerja di sektor sektor utama ini seperti pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujarnya.

Menparekraf menyebut sektor Parekraf memang paling terdampak, semakin besar tantangan maka semakin baik juga hasilnya nanti jika Indonesia bisa melalui pandemi covid-19.

Menurutnya saat ini potret Parekraf sangat memprihatinkan, terlihat dari pertumbuhannya banyak yang minus. Selain itu, kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik semakin turun karena dampak pandemi covid-19.

“Potret kita sekarang nih, sedih deh. Potret kita ini memang lagi betul-betul prihatin guys, bisa berdoa kepada Allah supaya kita segera terbebas dari pandemi karena sektor yang paling terdampak ya kami,” ujarnya.

Berdasarkan data Kemenparekraf, data wisatawan mancanegara tercatat menurun, dari tahun 2019  ke 2020 turunnya hampir 75 persen, wisatawan nusantara turunnya 30 persen. Karena kunjungan wisatawan menurun total hampir 1,58 juta pekerjaan terdampak pandemi.

“Tapi kami yakin badai pasti berlalu, kayak judul lagu, badai pasti berlalu setelah kita menahan badai biasanya ada pelangi di penghujung badai,” pungkasnya.   

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3 Stategi Baru Pemerintah Pasarkan Destinasi Wisata Indonesia

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19 cukup parah. Ini lantaran beberapa sektor pariwisata banyak yang ditutup dan dibatasi.

Kendati begitu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan Kemenparekraf terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata utama di Asia Pasifik, dengan meningkatkan dan membangun strategi pemasaran yang lebih baik lagi.

“Tentunya ingin menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama di Asia Pasifik. Bagaimana caranya? kita melalui quality tourism yang berkualitas, artinya mengejar orang yang tinggalnya lebih lama sehingga spendingnya lebih besar dan dari sisi destinasinya super prioritas,” kata Nia dalam Webinar Membangkitkan Optimisme Industri Pariwisata Nusantara – FORWADA, Kamis (4/3/2021).

Lebih lanjut Nia menjelaskan ada tahapan-tahapan dalam melakukan pemasaran. Pertama adalah building confidence and gaining trust. Ini adalah membangun kepercayaan dari sisi industrinya bahwa Indonesia siap menghadapi new normal dan juga membangun kepercayaan dari market.

“Karena dengan trend sekarang itu bukan destinasinya cukup menarik atau tidak, tetapi poin yang utama bagaimana protokol kesehatan di situ,” ujarnya.

Kini terjadi perubahan pola wisatawan, misalnya wisatawan sekarang tidak berwisata ke tempat-tempat yang ramai karena mengkhawatirkan kondisinya. Mereka lebih banyak mencari tempat yang menerapkan protokol kesehatan dan berorientasi alam terbuka serta adventure.

Bahkan dari sisi penerbanganpun sebagian orang lebih suka direct flight. Atau menyewa sendiri pesawat khusus keluarga yang tidak bercampur dengan penumpang lain.

Tahap kedua adalah soft selling. Setelah memulihkan kepercayaan pasar, Kemenparekraf akan melihat data-data dari sosial media, foto-foto asing yang tersebar di dunia maya, serta dari mitra-mitra Kemenparekraf di luar negeri untuk mencari tahu persepsi mereka terkait pariwisata Indonesia.

3 dari 3 halaman

Hard Selling

Setelah persepsi pasar terkait Indonesia bagus, maka Kemenparekraf akan mulai soft selling dan sekaligus menerapkan tahap ketiga yakni hard selling.

“Memang pemasaran pariwisata sangat tergantung kepada penanganan covid-19, karena ini persoalan persepsi. Kemudian bicara pemasaran secara hukum regulasi kita ada pengembangan pasarnya, pengembangan citra, mitra dan promosinya,” ujarnya.

Lantaran, Key Performance Index (KPI) kita diukur dari pergerakan wisatawan Nusantara/domestik dan wisatawan mancanegara, dan brand recall index, Untuk mengetahui seberapa tahu orang mengenai brand kita “Wonderful Indonesia”.

“Kita memang harus berinovasi, beradaptasi dan berkolaborasi. Seperti sekarang ini sebetulnya kita sudah melakukan kolaborasi dalam rangka membangun persepsi bahwa Indonesia sudah siap dengan new normal memang tantangannya menegakkan protokol,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.