Sukses

Menko Luhut Harap Perusahaan AS Jadikan Indonesia Basis Industri Manufaktur

Perusahaan AS dapat melihat kebijakan GSP sebagai peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai basis manufaktur mereka.

Liputan6.com, Jakarta - United States Trade Representative (USTR) Amerika Serikat (AS) secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap, perusahaan AS dapat melihat kebijakan tersebut sebagai peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai basis manufaktur mereka.

“Pemerintah Indonesia berharap perusahaan-perusahaan AS dapat melihat ini sebagai peluang menjadikan Indonesia sebagai basis manufaktur mereka untuk ekspor ke AS, ke pasar Asia dan ke Pasar Indonesia yang besar yaitu 272,73 juta jiwa dengan PDB lebih dari USD 1 triliun,” kata Luhut dalam US-Indonesia Investment Summit ke-8, Jumat (11/12/2020).

Luhut meirncikan, terdapat 3.572 pos tarif yang telah diklasifikasikan oleh US Customs and Border Protection (CBP) pada level Harmonized System (HS) 8-digit yang mendapatkan pembebasan tarif melalui skema GSP.

Adapun 3572 pos tarif tersebut mencakup produk-produk manufaktur dan semi manufaktur, pertanian, perikanan dan juga industri primer. LEbih lanjut, daftar produk yang mendapatkan pembebasan tarif bisa dilihat pada Harmonized Tariff Schedule of the United States (HTS-US).

Di sisi lain Luhut menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mencanangkan visi Indonesia 2045. Dimana Indonesia akan tumbuh sebagai ekonomi terbesar di dunia.

“Kami yakin, bahwa kami sebagai pemerintah telah melakukan bagian kami. Dimana Anda termasuk dalam komunitas investasi akan memulai bersama kami, seperti apa yang kami harapkan,” ujar Luhut dalam forum.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menko Luhut Klaim Indonesia Mulai Keluar dari Resesi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia sudah mulai keluar dari resesi ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19. Hal ini merujuk pada perbaikan dari kontraksi ekonomi per kuartal.

"Kita sudah mulai keluar dari resesi angka dari kontraksi 5,32 persen, kemarin hanya 3,49 persen. Angka ini saya kira sudah bagus," kata Luhut di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (12/11/2020).

Menurut Luhut dari data tersebut sudah menunjukkan perbaikan. Dia mengklaim tidak ada masalah yang berarti di semua bank baik dari buku I, II, III maupun IV.

"Dan lebih penting lagi semua bank buku 1 2 3 4 tidak ada masalah dengan cashflow di dalam," ungkap Luhut.

Selain itu ketersediaan dana juga sudah cukup untuk menghadapi sisa dampak dari pandemi. Luhut meyakini secara ekonomi, kondisi Indonesia sudah membaik.

"Ketersediaan dana itu juga cukup sehingga kita betul-betul dalam konteks ekonomi sudah membaik," kata dia.

Sementara itu dari sisi penanganan kesehatan, Luhut menilai dalam 2 pekan terakhir terus mengalami perbaikan. Khususnya peningkatan kasus baru di kota yang angkanya mulai berkurang.

Kata mantan Menkopolhukam ini, bila disiplin protokol kesehatan terus digalakkan pengendalian penyebaran virus akan semakin mudah dilakukan. Apalagi pasca libur panjang di bulan Oktober lalu tidak menunjukkan peningkatan kasus baru yang mengkhawatirkan. Namun itu jauh berbeda dari angka agustus

"Libur panjang beberapa daerah masih flattening ada terus menurun dan beberapa naik di sedikit tempat di Jawa," kata dia.

Ini menunjukkan tambah Luhut, kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sudah sangat baik. "Menurut saya kesadaran terhadap pentingnya protokol kesehatan sudah sangat baik," kata dia mengakhiri. 

3 dari 3 halaman

Infografis Protokol Kesehatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.