Sukses

Misi Kementerian BUMN Bentuk Holding Sektor Kesehatan

Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN farmasi pada Januari 2020 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN farmasi pada Januari 2020 lalu. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat transformasi bisnis di industri farmasi sekaligus penyokong sektor kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN Aditya Dhanwantara menyatakan, nantinya pembentukan holding BUMN farmasi ini menjadi salah satu milestone dalam pembentukan holding BUMN healthcare (layanan kesehatan) di Indonesia.

"Nanti BUMN Farmasi (holding) ini akan diperluas jadi (holding) BUMN di sektor kesehatan, yaitu ada BUMN farmasi dan BUMN layanan kesehatan seperti Pertamedika, Krakatau Medika, dan rumah sakit BUMN lain yang menjadi afiliasi," ujar Aditya dalam acara Ngopi BUMN, Kamis (15/10/2020).

Aditya melanjutkan, dalam mengembangkan BUMN farmasi, pihaknya memiliki kerangka kerja yang terdiri dari 5 poin, yaitu nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi modal bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi dan pengembangan talenta.

Dengan framework tersebut, diharapkan industri farmasi nasional bisa lebih kuat dan mandiri, lalu ketersedian produk meningkat serta inovasi penyediaan produk akan semakin beragam.

Adapun, pembagian tugas kepada anggota holding farmasi juga sudah dilakukan dengan rinci. Seperti, Bio Farma yang berfokus kepada penguasaan platform teknologi vaksin baru dan pengembangan ekosistem digital healthcare.

Lalu, Kimia Farma yang berfokus terhadap pengembangan fasilitas industri bahan baku obat (BBO) serta Indo Farma yang berfokus ke pengembangan alat kesehatan dan produk herbal.

"Ini adalah harapan kita dalam melakukan transformasi bisnis," ujar Aditya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indofarma Siap Pasarkan 400 Ribu Botol Obat Covid-19 Seharga Rp 1,3 Juta

PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) akan mengedarkan obat untuk pasien Covid-19, yakni Desrem Remdesivir Inj 100mg. Rencananya, obat ini akan mulai dipasarkan mulai Jumat pekan ini seharga Rp 1,3 juta per vial atau botol kecil.

Kepada Liputan6.com, Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto membenarkan hal tersebut. “Iya betul. barang mulai kita distribusi jumat minggu ini,” ujar dia, Senin (5/10/2020).

Adapun ketersediaan stok untuk bulan ini, Arief menyebutkan pihaknya sanggup untuk mendistribusikan obat untuk pasien Covid-19 sebanyak 400 ribu vial. “Untuk bulan ini kita sanggup supply 400 ribu vial,” kata dia.

Sebagai informasi, obat ini diproduksi oleh Mylan Laboratories Limited, atas lisensi dari Gilead Sciences Inc, Foster City dan United States of America.

Dilansir dari paparan Arief dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi vi yang juga digelar senin ini, Arief menyebut produknya itu telah mendapat persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia.

Persetujuan tersebut obat Covid-19 tersebut digunakan untuk penanganan darurat pada pasien rawat inap Covid-19 kondisi sedang hingga berat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.