Sukses

Kementan Beri Bantuan Alsintan demi Memaksimalkan Hasil Pertanian di Sragen

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan mekanisasi sudah harus diterapkan di sektor pertanian.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menggelontorkan bantuan alat dan mesin pertanian untuk mendukung produktivitas pertanian di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Bantuan ini diharapkan bisa memaksimalkan hasil pertanian di Sragen.

Total bantuan yang diberikan berjumlah 258 alat mesin pertanian (alsintan) senilai total Rp 15,7 miliar. Ini meliputi traktor roda empat, traktor roda dua, combine harvester, mesin sprayer, pompa air, mesin pipil jagung, cultivator, mesin pengolahan pupuk, dan lainnya.

Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan dan KP) Sragen.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan mekanisasi sudah harus diterapkan di sektor pertanian.

“Untuk menuju pertanian yang maju, mandiri, dan modern, mau tidak mau mekanisasi harus diterapkan. Petani harus membiasakan diri memanfaatkan alsintan dalam beraktivitas. Sebab, alsintan bisa mendukung peningkatan produksi,” tutur Mentan, Senin (28/9/2020).

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, memperkuat pernyataan tersebut.

“Alsintan itu ramah buat petani, dan bisa membantu petani dalam melakukan proses pertanian dari hulu sampai hilir. Dengan alsintan, proses pertanian akan jauh lebih cepat dan efisien,” tuturnya.

Sarwo Edhy mencontohkan, traktor roda 4 yang diberikan ke poktan bisa membuat proses olah lahan hanya berlangsung beberapa jam saja, dengan satu operator. Biaya produksi pun jauh lebih hemat.

“Tapi dengan cara konvensional, proses olah lahan bisa berlangsung hingga berhari-hari dengan membutuhkan banyak tenaga,” jelas dia.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengucapkan syukur Kabupaten yang dipimpinnya mendapatkan alsintan dalam jumlah banyak.

Yuni menegaskan bantuan alat ini tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Dirinya berkaca dari insiden kasus penyelewengan bantuan alsintan kepada petani yang pernah terjadi di Sragen tidak terulang.

Dia menegaskan seluruh bantuan harus transparan. Yuni meminta kepada masyarakat agar tidak memberi uang dengan dalih apapun yang ditawarkan oleh oknum.

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kementan Benahi Saluran Irigasi di Banjaran

Pengelolaan air melalui saluran irigasi di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, semakin efisien. Sebab, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian telah melakukan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin LImpo mengatakan dibenahinya saluran irigasi ini untuk memastikan air bisa mengairi lahan pertanian.

“Salah satu bentuk dukungan Kementan untuk meningkatkan produksi pertanian, khususnya di Kabupaten Bandung, adalah dengan melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier. Kita memastikan air benar-benar sampai ke lahan-lahan pertanian,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (27/9/2020).

Kegiatan RJIT di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, dilakukan Kelompok Tani Kiara Payung yang diketuai A Encur.

Menurut Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, RJIT yang digelar ini membenahi saluran irigasi yang sudah bocor.

“Sebelum dilakukan kegiatan RJIT, kondisi saluran air labil dan banyak kebocoran. Sedangan sesudah dibangun, kondisi saluran menjadi baik dan lancar, sehingga pengelolaan air sangat mudah dan efisien,” tutur Sarwo Edhy.

Menurut Sarwo Edhy, RJIT adalah bagian dari water management untuk memastikan ketersediaan air buat pertanian.

“Kegiatan RJIT adalah membenahi saluran irigasi yang rusak serta menghambat produktivitas usaha tani. Dengan RJIT, ketersediaan air untuk lahan pertanian menjadi terjaga, dan usaha tani juga menjadi aman. Tidak itu saja, dengan RJIT indeks pertanaman dan produktivitas bisa meningkat,” katanya.

Luas oncoran di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, sebelum dilakukan kegiatan RJIT adalah 10 ha. Angka ini meningkat menjadi 45 ha setelah dilakukan RJIT.

“Dampaknya pun positif pada indeks pertanaman atau IP. Jika sebelumnya IP adalah 2,00, dengan RJIT IP menjadi 2,30. Begitu juga dengan provitas, yang awalnya 4,1, provitas melonjak menjadi 4,3,” ujar Sarwo Edhy.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.