Sukses

Lebih Untung Beli Obligasi atau Reksa Dana Pendapatan Tetap?

Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, BUMN, atau swasta. Sementara reksa dana pendapatan tetap merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh manajer investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar obligasi Indonesia diproyeksi memberikan peluang investasi yang menarik hingga akhir tahun 2020. Penguatan akan didukung oleh rendahnya suku bunga global, stabilitas nilai tukar rupiah, kondisi kepemilikan investor asing yang sudah sangat rendah,

Selain itu, fakta bahwa imbal hasil yang ditawarkan obligasi domestik masih sangat menarik, dengan target imbal hasil sampai akhir tahun di kisaran 6,5 persen - 7 persen.

Meski tidak setinggi tahun lalu, potensi hasil dan peluang di pasar obligasi masih menarik bagi investor yang ingin mengurangi risiko atau volatilitas.

Lantas, apakah investor sebaiknya membeli obligasi secara langsung atau melalui reksa dana pendapatan tetap? Simak penjelasan Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja:

Penerbit

Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, BUMN, atau perusahaan swasta. Jadi, saat Anda membeli obligasi PT A, maka artinya Anda memberikan dana pinjaman kepada PT A.

Sementara reksa dana pendapatan tetap merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh perusahaan manajer investasi, yang di dalamnya terdiri dari efek-efek obligasi. Dalam sebuah produk reksa dana pendapatan tetap terdapat beragam obligasi, tidak hanya satu.

Dengan sejumlah dana yang sangat terjangkau, sejatinya Anda sudah memberikan pinjaman ke berbagai perusahaan dengan konsep mendiversifikasikan risiko.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Jumlah investasi minimum

Investasi secara langsung di obligasi membutuhkan dana yang relatif besar. ORI atau obligasi ritel Indonesia yang merupakan salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ditawarkan kepada investor ritel/individu WNI dengan dana minimal Rp1 juta.

Demikian juga dengan obligasi korporasi, minimal investasinya Rp1 juta. Untuk membelinya, investor harus melengkapi data berupa KTP, rekening bank, dan NPWP.

Sedangkan pada reksa dana pendapatan tetap, minimal investasinya hanya Rp10 ribu, dan dokumen yang dipersyaratkan hanya KTP dan rekening bank.

 

3 dari 7 halaman

Waktu dan tempat pembelian

Investor ritel atau individu hanya dapat membeli ORI yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia pada masa penawaran perdana secara online atau melalui mitra distribusi, dan masa penjualan kembali (pencairan) yang sangat terbatas hanya pada waktu-waktu tertentu.

Sementara reksa dana pendapatan tetap bisa dibeli kapan pun, melalui manajer investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana. Sebagai contoh, reksa dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) kelas A bisa dibeli sejak 16 Oktober 2003, dan hingga saat ini masih tetap bisa dibeli. 

4 dari 7 halaman

Pajak

Untuk setiap pembelian SBN ataupun ORI, pemerintah akan mengenakan pajak sebesar 15 persen dari kupon yang diterima investor.

Adapun pada reksa dana pendapatan tetap, bunga obligasi dibebaskan dari pajak. Ini artinya, keuntungan yang dari obligasi tidak akan dipotong oleh pajak.

 

5 dari 7 halaman

Keuntungan investasi

Penerbit obligasi akan membayarkan kupon (bunga) secara berkala dan melunasi utangnya saat obligasi jatuh tempo. Angkanya sudah ditentukan di awal. Contoh ORI saat ini memberikan kupon berkisar 6,4 persen per tahun dan berlaku tetap sampai dengan jatuh tempo.

Ingat, masih ada pajak yang dikenakan dari kupon yang diberikan. Berbeda dengan reksa dana pendapatan tetap.

Contoh reksa dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) kelas A, per 29 Mei 2020 mampu memberikan imbal hasil YTD sebesar 6,34 persen net atau tanpa beban pajak.

 

6 dari 7 halaman

Tingkat risiko

Dalam investasi berlaku prinsip high risk high return, dimana imbal hasil sejalan dengan risiko Pada obligasi pemerintah atau yang biasa dikenal dengan SBN, termasuk ORI, ada jaminan dari pemerintah RI sampai Rp3 miliar. Sehingga bisa dikatakan bahwa tingkat risikonya rendah.

Berbeda dengan obligasi korporasi yang memiliki potensi risiko gagal bayar oleh perusahaan penerbit surat utang. Sementara pada reksa dana pendapatan tetap, karena di dalamnya terdapat beragam efek obligasi, maka risikonya bisa diminimalisir.

Investasi pada reksa dana memiliki tingkat risiko menengah. Investasi di reksa dana pendapatan tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi global dan nasional yang akan mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan.

 

7 dari 7 halaman

Laporan berkala setiap bulan

Baik untuk pembelian obligasi maupun reksa dana pendapatan tetap, investor dapat memantau perkembangan investasinya berupa laporan rekening komprehensif. Investor bisa mencermati pertumbuhan investasinya dari waktu ke waktu dengan menggunakan laporan ini, yang akan diterima setiap bulan.

Ketika investor memutuskan untuk menjual portofolionya, harus diingat berapa patokan harga jual obligasi atau nilai aktiva bersih reksa dana yang hendak dijualnya.

Jadi, jika Anda memiliki dana, waktu, dan pengetahuan yang cukup untuk memilih obligasi yang bisa memberikan imbal hasil optimal, silakan berinvestasi langsung di obligasi. Namun jika tidak, Anda bisa memanfaatkan reksa dana pendapatan tetap.

Karena dengan dana yang minimum, Anda sudah bisa berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap yang di dalamnya terdapat beragam obligasi, serta dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini