Sukses

Pandemi Corona Tak Turunkan Beras Produksi Petani

Pada akhir 2020 diprediksi akan terjadi krisis pasokan beras karena potensi kekeringan akibat kemarau panjang

Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir 2020 diprediksi akan terjadi krisis pasokan beras karena potensi kekeringan akibat kemarau panjang. Sehingga, diasumsikan oleh Pengamat Pertanian akan ada impor beras hingga 2 juta ton pada tahun 2020.

Hal tersebut ditepis oleh Ketua Harian DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat, Entang Sastraatmadja yang mengatakan hingga saat ini empati para petani di Indonesia masih sangat tinggi dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. Sehingga kebutuhan pangan masyarakat secara optimal terkucupi.

"Sampai sekarang, produksi pertanian kita sangat tercukupi apalagi kita sudah memasuki musim tanam setelah panen raya kemarin, jadi tidak ada alasan untuk impor," Ucap Entang di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Entang menuturkan, meskipun situasi pandemi corona saat ini berdampak terhadap seluruh sektor termasuk pertanian namun bukan berarti hasil produksi tani mengalami penurunan. 

"Intinya jangan mengganggu petani, dengan isu-isu impor. Karena selain menciderai hati nurani mereka, juga tidak senafas dengan semangat UU Pangan nomor 18 tahun 2012," tegasnya.

Menurut dia, kebijakan impor bisa diambil ketika produksi pangan tidak terpenuhi. Apabila kondisinya masih tercukupi, tentunya tidak perlu memprediksi bahkan memberlakukan kebijakan tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berdampak ke Petani

Entang khawatir, nantinya isu (impor beras) hanya menjadi alat bagi para pemburu rente mencari keuntungan, yang akhirnya berdampak buruk bagi petani.

"Ini sama sekali tidak berdampak menguntungkan bagi para petani, apalagi kalau saat panen raya lalu muncul beras impor tentu menyakiti para petani," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Prof. Risfaheri, di Kantor Pusat Kementan menyatakan stok beras hingga Bulan Juni 2020 tidak mengalami pengurangan, bahkan dipastikan akan terus mengalami penambahan.

Secara rinci Risfaheri mengatakan stok beras di masyarakat berada di Bulog, penggilingan, pedagang, Horeka, dan rumah tangga. Data terbaru stok beras minggu ke 1 Juni 2020, sebagai berikut: Bulog 1, 485 juta ton, penggilingan 1,363 juta ton, pedagang 0,730 jt ton, dan stok cukup besar ada di Horeka dan rumah tangga. 

"Data pengadaan beras Bulog per tanggal 8 Juni 2020, juga masih terus berlangsung. Setidaknya ada 21.667 ton beras telah terserap," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.