Sukses

Ekspor Olahan Kelapa Indonesia Tembus Pasar 6 Benua Selama Pandemi

Setidaknya ada 13 ragam komoditas turunan kelapa yang telah laris di pasar global.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mencatat setidaknya ada 13 ragam komoditas turunan kelapa yang telah laris di pasar global.

Negara tujuan ekspornya pun telah menembus 6 benua, mulai dari Asia, Eropa, Australia, Afrika, Amerika Utara, hingga Amerika Selatan.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengemukakan, hampir seluruh bagian kelapa telah diekspor, mulai dari daging kelapa, air kelapa, tempurung kelapa, sabut kelapa, sampai batang kelapa.

"Tidak hanya produktifitasnya yang tinggi, kualitas serta terpenuhinya persyaratan teknis negara tujuan yang menjadikan produk ini laris di banyak negara," kata Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya, Rabu (3/6/2020).

Dari sistem IQFAST, fasilitasi sertifikasi ekspor produk olahan kelapa tercatat pada periode Januari–Mei 2020 telah mencapai 463,5 ribu ton ke puluhan negara yang tersebar di 6 benua.

Selain Indonesia, 4 negara lain penghasil olahan kelapa di dunia yakni Filipina, India, Brazil dan Srilangka. Namun saat ini, dari catatan Barantan sepanjang 2020, India telah mengimpor olahan kelapa dari Indonesia sebanyak 59,3 ribu ton, Brazil mencapai 1,2 ribu ton.

Kemudian Srilangka impor 169,6 ribu ton dari Indonesia, dan Filipina sebanyak 65,5 ribu ton. "Hal ini dapat diartikan kelapa kita saat menduduki posisi nomor satu di dunia," sambung Jamil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terus Meningkat

Salah satu daerah dengan permintaan sertifikasi ekspor kelapa yang terus mengalami peningkatan yakni Batam. "Tercatat 50 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama ditahun lalu," ungkap Kepala Karantina Pertanian Batam, Joni Anwar.

Dari sistem yang dimilikinya, pada caturwulan pertama 2020, tercatat ekspor daging kelapa putih sebanyak 74 kali dengan total 1.500 ton dengan nominal Rp 18 miliar. Dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang hanya sebanyak 750 ton.

Tidak hanya itu, harga jual pada 2020 juga menunjukkan peningkatan 63.3 persen, yakni Rp 12.600 per kg. Sementara si 2019 hanya Rp 7.700 per kg.

"Harapannya, ini menjadi angin segar bagi pelaku industri kelapa termasuk petaninya," ujar Joni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini