Sukses

Harga Emas Naik 0,7 Persen Selama Seminggu

Dampak virus corona terus menjadi pendorong kenaikan harga emas

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik ke tertinggi dalam lebih dari satu minggu pada hari Jumat dan membukukan kenaikan mingguan. Kenaikan ini karena investor bertaruh pada logam safe-haven untuk melakukan lindung nilai terhadap dampak ekonomi dari wabah virus corona.

Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1,581.25 per ounce, setelah menyentuh USD 1,582,60, tertinggi sejak 3 Februari. Untuk minggu ini, emas batangan sejauh ini telah naik sekitar 0,7 persen.

Emas berjangka AS naik 0,4 perwen menjadi USD 1.585,50.

"Skenario corona virus masih belum jelas dan berita utama tentang situasi tersebut membuat pasar saham bergejolak, memaksa investor untuk berlindung pada emas safe-haven," George Gero, direktur pelaksana RBC Wealth Management.

"Bahkan dengan virus hilang, emas diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran USD 1.550 - USD 1.600 karena ketidakpastian lain seperti suku bunga yang lebih rendah di seluruh bank sentral utama, ketegangan Timur Tengah dan risiko politik lainnya masih ada."

Otoritas China pada hari Kamis melaporkan 121 kematian baru dan 5.000 kasus virus corona baru di Cina dan para ekonom menurunkan kembali ekspektasi pertumbuhan untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu saat mereka menilai dampak wabah tersebut.

Pasar saham global telah mengalami minggu yang bergejolak karena investor mengambil dan keluar dari posisi dalam aset berisiko yang didorong oleh berita utama yang sering berubah seputar wabah coronavirus di Cina.

Wall Street dibuka sedikit lebih tinggi, dengan kenaikan terus diatasi oleh kekhawatiran tentang pukulan ekonomi dari wabah virus. Hal ini juga mempengaruhi harga emas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data Ekonomi AS

Lebih lanjut mendukung kenaikan emas, imbal hasil Treasury AS menurun setelah data penjualan ritel tak sesuai prediksi di tengah kekhawatiran virus.

Pengeluaran konsumen AS tampaknya telah melambat lebih lanjut pada bulan Januari, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan ekonomi untuk terus berkembang pada kecepatan moderat.

“Kami masih menargetkan penurunan yield Treasury AS, selain kelemahan dolar dari sudut perdagangan. Kami percaya ini memberi emas hadiah risiko yang baik bahkan jika kami tidak melihat adanya ketidakpastian lebih lanjut dalam ketidakpastian pasar ekuitas, ”kata analis UBS dalam sebuah catatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.