Sukses

Peringati Hari Oeang, Sri Mulyani Singgung soal Penggunaan APBN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin upacara peringatan hari Oeang ke-73 di Lapangan Kementerian Keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin upacara peringatan hari Oeang ke-73 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/10). Dia mengatakan, Kemenkeu sebagai bendahara negara harus mampu memelihara kepercayaan rakyat dan bekerja tanpa menghabiskan anggaran.

"Kita perlu mampu untuk terus memelihara kepercayaan dari masyarakat terhadap institusi keuangan. Kita harus terus menjaga integritas. Dan berkomunikasi secara transparan. Dengan baik dan tidak melakukan korupsi. Bapak Presiden menyampaikan kita perlu bekerja tanpa menghabiskan anggaran," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, pegawai Kemenkeu harus mengubah mental dari hanya menyusun Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) menjadi orang-orang yang mampu memastikan anggaran yang telah disusun dapat mencapai tujuan negara. Dalam situasi global, dia ingin Kemenkeu meningkatkan kapasitas.

"Kita perlu mengubah mental kita dari hanya sekedar menyusun APBN dan melaporkan dalam bentuk penggunaannya pun harus berfokus bagaimana APBN benar-benar bisa mencapai tujuan. Saya ingin terus mengingatkan dalam perkembangan global kita perlu untuk terus meningkatkan kapasitas Kemenkeu," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut tak lupa mendoakan seluruh jajaran Kemenkeu yang terlibat kecelakaan Boeing 737 Max milik Lion Air yang jatuh di Laut Jawa.

"Tidak lupa mendoakan seluruh jajaran Kemenkeu yang telah mendahului kita yang tahun lalu mengalami kecelakaan maupun jajaran Kemenkeu lain yang telah mengerahkan seluruh tenaga tumpah darah," tandas Sri Mulyani.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cegah Perpecahan, Sri Mulyani Larang Pegawai Kemenkeu Julid

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sebuah budaya baru di kementerian yang ia pimpin, yaitu makan siang dengan kenalan baru setiap hari. Sri Mulyani berkata ini diperlukan agar ada sinergi dan mencegah pegawai saling julid.

"Anda saya tahu ngumpulnya masih ramai-ramai sama satu sekolah, satu kampung, satu angkatan, even worse. Maka instruksi saya Anda makan siang harus sama teman yang berbeda setiap hari yang Anda tidak kenal. Saya akan minta Bu Irjen (Sumiyati) untuk mengawasi," ujar Sri Mulyani di perayaan Hari Oeang di Kementerian Keuangan, Selasa (29/10/2019).

Sri Mulyani memperhatikan bahwa pegawai selalu beraktivitas dengan geng masing-masing, baik itu ketika beribadah hingga makan siang. Ketika saling bergerombol itulah Sri Mulyani mendeteksi bibit perpecahan.

"And then you are bergunjing. Iya, kan?" ucap Sri Mulyani yang disambut tawa keras audiens.

"Kalau ketawanya keras berarti benar. Dari bergunjing muncul kecurigaan," lanjut Menkeu.

3 dari 3 halaman

Prasangka

Menurut Sri Mulyani, tindakan julid seperti itu selalu menyebarkan prasangka karena tidak saling kenal dan pergaulan yang eksklusif. Akibat rasa saling curiga, pegawai Kemenkeu saling terkotak-kotak dan itu dianggap sebagai bentuk perpecahan.

"Sehingga muncul kelompok Batak, oh ini kelompok Manado, ini Jawa, ini Bali, ini Islam, ini Islam yang begini, ini Islam yang begitu, and that is exactly Anda secara tidak sadar mulai memecah belah Republik Indonesia," tegas Sri Mulyani kepada audiens yang mulai hening karena menyimak.

Sri Mulyani menyebut imbauan ini dilaksanakan secara serius agar pegawai mulai membuka pergaulan. Kebijakan tak boleh makan siang ini adalah satu bentuk "reformasi lifestyle" yang dilakukan Sri Mulyani. Sebelumnya, ia sudah melarang pemakaian botol plastik di kalangan pegawai Kemenkeu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.