Sukses

Kurangi Impor BBM, PLN Didorong Gunakan Minyak Sawit

Pemerintah mendorong PLN menggunakan Pembakit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang mampu menyerap minyak kelapa sawit.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PT PLN (Persero) menggunakan Pembakit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang mampu menyerap minyak kelapa sawit. Hal ini untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemerintah telah berupaya mendorong PLN untuk mengurangi penggunaan PLTD, namun penggunaan PLTD belum bisa dihindari, sebab pembangkit jenis tersebut dibutuhkan untuk melistriki wilayah terpencil.

"Mengurangi PLTD, kalau pun masih ada dan terpaksa dibangun karena remote," kata ‎Rida, di Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Menurut Rida, untuk mengurangi konsumsi BBM agar menekan impor pada PLTD, PLN perlu mencampur minyak sawit dengan bahan bakar PLTD. Selain itu, juga menyewa PLTD yang mampu menyerap minyak kelapa sawit yang banyak tersedia di dalam negeri.

"PLTD campur dengan sawit, dan ini sedang kita kaji, agar bisa dicabut, ada beberapa mesin yang disewa PLN yang mungkin disewa langsyng CPO," tuturnya.

Rida mengungkapkan, dengan berkurangnya impor BBM akan meredam defisit neraca perdagangan. Belakangan ini defisit neraca perdagangan menjadi fokus pemerintah untuk diatasi.

‎"Upayanya untuk mereduksi impor solar yang berujung pada neraca perdagangan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seluruh PLTD Akan Gunakan 2 Bahan Bakar

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menargetkan dalam dua tahun ke depan seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menggunakan dua bahan bakar (hybrid).

Jonan mengatakan, saat ini ada PLTD dengan kapasitas 1.800 Mega Watt (MW) yang dioperasikan PT PLN (Persero). Dalam dua tahun ke depan, bahan bakar pembangkit tersebut akan dikolaburasikan (hybrid) menggunakan gas atau Energi Baru Terbarukan (EBT).

"PLN kan mengoperasikan 1.800 MW diesel kecil-kecil. Dua tahun ini bikin hybrid, mungkin pakai PLTG dan PLTS," kata Jonan, di Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Selain menerapkan sistem hybrid, sebagian pembangkit diubah bahan bakarnya yang semula menggunakan Solar menjadi minyak kelap sawit.

"Minyak diesel diganti CPO. Jadi pembangkit listrik pakai minyak sawit. Enggak usah diolah," tuturnya.

PLN pun sedang mengalihkan pemakaian bahan bakar keempat ‎pembangkit listrik menjadi menggunakan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Hal ini merupakan upaya mengurangi penggunaan energi fosil pada sektor ketenagalistrikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.