Sukses

PLN akan Ekspor Listrik ke Malaysia

Pembelian listrik sebesar 600 MW dari PLN oleh TNB diharapkan terealisasi pada 2028.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan mengekspor listrik ke Semenanjung Malaysia sebesar 600 Mega Watt (MW) melalui proyek Interkoneksi Sumatera - Peninsular. Perusahaan tersebut telah melakukan penandatanganan kontrak Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB).

Penandatanganan pengembangan ekspor tenaga listrik dengan kapasitas 600 MW dalam proyek interkoneksi dari Sumatera-Indonesia, hingga ke Semenanjung-Malaysia atau disebut dengan Interkoneksi Sumatera - Peninsular tersebut diwakili oleh Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto, dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB) yang diwakili oleh Presiden Eksekutif TNB Amir Hamzah Bin Azizan.

Acara yang digelar di Bilik Kenyir, Kantor Pusat TNB, Kuala Lumpur, Malaysia (25/9) tersebut dihadiri juga oleh Chief Ventures Officer Dato’ Nor Azman Mufti, Chief Grid Officer Datuk Husaini Hussin, Chief Strategy & Regulatory Officer Datuk Fazlur Rahman Zainuddin, Head of Project Ventures Team En. Shaiful Bahri Hussain dan Setiausaha Syarikat TNB Norazni Md Isa.

Wiluyo mengemukakan, PLN menyambut positif proyek kerja sama dengan TNB ini. Setelah penandatanganan nota kesepahaman akan dilanjutkan kolaborasi dalam melaksanakan studi interkoneksi, dengan ruang lingkup yang mencakup beberapa hal diantaranya tinjauan viabilitas proyek, pemilihan teknologi dan desain, pemilihan jadwal yang realistis, memodelkan skema bisnis, pendanaan, studi terkait isu legal dan peraturan, serta untuk melakukan penilaian terhadap risiko terkait proyek.

"Diharapkan juga proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini dapat berperan sebagai penghubung bagi kedua sistem sebagai langkah maju menuju terbentuknya ASEAN Power Grid di masa yang akan datang," Wiluyo, di Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Pembelian listrik sebesar 600 MW dari PLN oleh TNB diharapkan terealisasi pada 2028. Dalam kerja sama interkoneksi ini kedepannya dimungkinkan juga untuk membentuk badan usaha bersama (joint venture corporation) antara PLN bersama TNB sebagai pengembang dan atau pengendali proyek interkoneksi, serta pengelola aset tersebut, mulai dari konverter, transmisi HVDC, dan Submarine Cable HVDC.

Wiluyo menjelaskan, kerj asama ini memberi benefit bukan hanya dari sisi ekonomi, namun juga keandalan sistem, karena berdasarkan data, terdapat perbedaan waktu beban puncak antara sistem sumatera dan sistem Peninsular.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beban Puncak

Beban puncak sistem Sumatera terjadi pada pukul 18.00-21.00 WIB sementara beban puncak pada sistem Peninsular terjadi sekitar pukul 08.00 - 16.00 WIB, sehingga dengan terjalinnya interkoneksi tentunya dapat mengoptimalkan nilai ke-ekonomisan bagi kedua sistem, adapun pada tahun 2028 dengan transfer daya 600 MW ke TNB maka Reserve Margin atau cadangan Sistem Sumatera adalah sebesar 33,3 persen

“Kerjasama dalam proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini dapat memberikan benefit bagi kedua belah pihak, baik dari sisi ekonomi juga keandalan sistem," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.