Sukses

Buka Toko Online di India, IKEA Targetkan 100 Juta Pelanggan

Sejauh ini, lebih dari tiga juta pelanggan telah mengunjungi toko IKEA Hyderabad. Sekitar delapan juta telah mengunjungi situs web IKEA di India.

Liputan6.com, Jakarta - IKEA meluncurkan toko online pertama di Mumbai, India. Toko online tersebut menawarkan lebih dari 7.500 produk. Barang-barang yang ditawarkan berupa home furnishing hingga barang elektronik. Toko online ini diyakinkan akan memenuhi kebutuhan masyarakat Mumbai.

Perusahaan pengecer perabot rumah tangga ini mengatakan, toko online merupakan bagian dari pendekatan baru untuk menjangkau 100 juta pelanggan dalam tiga tahun ke depan. IKEA berencana untuk menghadirkan toko online di 49 kota hingga 2030.

IKEA mengatakan bahwa akan fokus pada format digital dan fisik untuk dapat mengjangkau pelanggan. "Hari ini menandai kesempatan penting dalam sejarah kami saat kami meluncurkan pendekatan multi-channel dan digital-first. Dengan Mumbai, akan menjadi pasar pertama di seluruh dunia, di mana kami membawa kehidupan transformasi ini" jelas Peter Betzel CEO IKEA yang dikutip dari Business Today (22/8/2019).

IKEA telah mengambil sumber dari India untuk tokonya selama hampir 35 tahun. Di India, IKEA saat ini memiliki pasokan 55 lebih pemasok dengan 45 ribu karyawan. IKEA sudah membuka toko pertamanya di India di Hyderabad pada 9 Agustus 2018.

Sejauh ini, lebih dari tiga juta pelanggan telah mengunjungi toko IKEA Hyderabad. Sekitar delapan juta telah mengunjungi situs web IKEA di India.

IKEA memiliki empat lokasi tanah di negara bagian Telangana, Maharashtra, Karnataka dan Delhi. IKEA sedang terus mencari lagi kota-kota besar lainnya.

Reporter: Chrismonica

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IKEA Tutup Satu-satunya Pabrik di AS, 300 Orang Kehilangan Pekerjaan

IKEA akan menutup satu-satunya pabrik yang ada di Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun ini. Penutupan tersebut membuat kurang lebih 300 orang kehilangan pekerjaan.

Dengan penutupan tersebut, perusahaan asal Swedia ini mengklaim biaya produksi lebih hemat dan memilih untuk membuat produk di Eropa kemudian dikirim ke AS.

Dikutip dari AFP, Rabu (17/7/2019), salah satu perusahaan ritel penjual peralatan rumah tangga terbesar di dunia ini memindahkan produksi mereka ke Eropa karena bahan baku untuk pembuatan furnitur di AS sangat tinggi.

Dengan tingginya harga bahan baku, berbagai barang keperluan rumah tangga yang dirancang dan dibuat di pabrik Danville, Virginia selatan, menjadi lebih mahal. 

"Kami melakukan segala upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan daya saing pabrik ini, tetapi sayangnya kondisi biaya yang tepat membuat kami tidak melanjutkan produksi di Danville untuk jangka panjang," kata manajer IKEA Bert Eades.

Pabrik yang dibuka pada 2008 ini memproduksi rak kayu dan unit penyimpanan untuk pasar AS dan Kanada. Pabrik ini akan ditutup pada Desember 2019.

"Kami akan melakukan segala cara dalam beberapa bulan ini untuk mendukung rekan kerja kami mencari pekerjaan baru dan peluang pelatihan," lanjut Eades.

IKEA memiliki pabrik atau unit produksi di 24 lokasi di sembilan negara. Total karyawan yang mereka pekerjakan di 24 pabrik tersebut mencapai 20 ribu pekerja.

Di AS, IKEA akan bekerja sama dengan Departemen Tenaga Kerja untuk menyediakan bantuan pencarian kerja bagi para karyawan yang terkena dampak penutupan pabrik ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.