Sukses

Punya Harta Berlimpah, Pendiri IKEA Tak Beri Warisan ke Keluarga

Saat Pendiri IKEA tutup usia di akhir Januari lalu, kekayaannya yang melimpah tersebut tidaklah diwariskan ke keluarga.

Liputan6.com, Jakarta- Ingvar Kamprad dikenal sebagai pendiri perusahaan furnitur asal Swedia IKEA. Bisnis yang dirintisnya sejak 1943 ini kini mampu menjelma jadi perusahaan yang patut diperhitungkan berkat keluaran produk furniturnya yang keren dan ramah lingkungan.

Kesuksesan IKEA membawa Ingvar Kamprad menjadi salah satu miliarder paling kaya di dunia. Dikutip dari SMH.co.au, Jumat (9/2/2018), Ingvar Kamprad mengendalikan aset perusahaan furnitur sebesar US$ 73,8 miliar atau Rp 11.010 triliun. Meski demikian, saat Kamprad tutup usia di akhir Januari lalu, kekayaan dalam jumlah masif tersebut tidaklah diwariskan ke keluarga.

Lantas ke mana harta kekayaan IKEA diturunkan?

Aset milik Kamprad ternyata difokuskan pada dua hal yaitu inovasi untuk keberlanjutan IKEA di masa depan. Aset dalam jumlah besar itu juga bakal digunakan untuk memberi bantuan di bidang sosial dan masyarakat.

Kamprad mengatur harta kekayaanya melalui holding company IKEA yaitu the Stichting INGKA Foundation. Lewat perusahaan ini, aset milik miliarder tersebut juga telah diatur jelas pembagianya.

Ingvar Kamprad mulai membangun IKEA sejak usianya sudah menginjak 17 tahun. Kamprad selaku CEO membangun brand IKEA secara konsisten. Pada tahun 2015, Ingvar Kamprad masuk sebagai salah satu orang paling kaya di dunia.

Kisah perjalanan kesuksesan Kamprad hingga mampu membawa IKEA dikenal seperti saat ini cukup bisa membuat kita berdecak kagum. Kamprad telah mendedikasikan hidupnya untuk membangun perusahaan ritel furnitur ini selama lebih dari 70 tahun. Hingga saat ini, kekayaannya diprediksi mencapai sekitar US$ 39,3 miliar sekitar Rp 513 triliun.

Kamprad mampu mencapai kesuksesan dengan terus menetapkan etos kerja pribadi dan profesional dalam setiap inovasi yang ia keluarkan.

Pria yang lahir di Swedia pada 1926 ini memang memiliki bakat bisnis sejak kecil. Saat usianya masih menginjak 5 tahun, ia sudah berjualan tiket pertandingan untuk mendapat pemasukan pribadi.

Menginjak usia 10 tahun, Kampard kecil memulai berjualan pernak-pernik musim libur kepada tetangga dekat rumahnya.

Di usia 17 tahun, Kamprad mendapatkan uang dari ayahnya sebagai hadiah karena mampu mendapat nilai bagus di sekolah. Ia pun menggunakan uang tersebut untuk mendirikan IKEA di tahun 1943. Ia tidak memperkenalkan bisnis yang ia jalani tersebut hingga usahanya menginjak usia 5 tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merintis IKEA

 

Pada awalnya, Kamprad hanya berjualan furnitur sederhana, seperti bingkai foto. Namun semakin lama, bisnisnya pun berkembang sangat signifikan. Nama IKEA sendiri ia ambil dari akronim namanya, Ingvar (I) Kampard (K) serta nama desa dan keluarga tempat ia dilahirkan, Elmtaryd (E) dan Agunnaryd (A).

Pada 1956, Kamprad melakukan inovasi dalam dunia perbelanjaan furnitur dengan memperkenalkan metode ‘flatpacking’. Metode ini memperbolehkan konsumen untuk membeli furnitur secara satuan, sehingga mampu mendesain sendiri interior yang diinginkan.

Menurut penulis terkenal Malcolm Gladwell, Kamprad merupakan manusia yang hebat. Ia mampu mengkombinasikan kesadaran, keterbukaan, dan ketidaksukaan yang ia miliki sehingga mampu membuatnya innovator ulung seperti sekarang ini.

Kamprad mulai memindahkan markas IKEA dari Swedia ke Denmark pada 1973. Namun, perusahaannya kini sudah memiliki markas besar di Belanda.

Selain bidang furnitur, Kampard juga melebarkan bisnisnya di dunia makanan dengan mendirikan IKEA Food Service. Pada 2015,  IKEA Food Service mampu menyumbang US$ 1,7 miliar pendapatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini