Sukses

Industri Perbankan Bakal Membaik di Semester II 2019

Seiring dengan pelonggaran likuiditas Bank Indonesia,OJK memprediksi industri perbankan akan semakin membaik di tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi industri perbankan akan membaik pada Semester II 2019 seiring kebijakan akomodatif yang dilakukan Bank Indonesia (BI).

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso dalam rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar di Bank Indonesia pada Selasa siang ini.

"Seiring dengan pelonggaran likuiditas (Bank Indonesia), kami memprediksi industri perbankan akan semakin membaik di tahun ini," tuturnya di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Selain itu, Wimboh melanjutkan, perkiraaan ini juga disokong oleh momentum penurunan suku bunga acuan BI yang sebesar 5,75 persen.

"Sekarang bagaimana momentum ini kita bisa optimalkan untuk Pertumbuhan Ekonomi. Kita harapkan sektor keuangan lebih kondusif lagi untuk salurkan pembiayaan," ujarnya.

"Semoga momentum ini bisa menciptakan dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi, orientasi ekspor, substitusi impor, dan tentunya ramah lingkungan," tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OJK Optimis Pertumbuhan Kredit Capai 12 Persen

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merombak target pertumbuhan kreditnya di tahun ini. Hal ini sebagai respon atas keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen setelah 8 bulan menahan di angka 6 persen.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menyambut baik penurunan suku bunga tersebut. Menurutnya hal tersebut dapat memacu angka pertumbuhan kredit. 

"OJK mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia yang terus mendukung penguatan fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan, antara lain melalui pelonggaran kewajiban Giro Wajib Minimum dan penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia," kata dia, di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (24/7).

Sebelumnya, OJK melakukan revisi target kreditnya pada pertengahan Juni lalu. Wimboh sempat mengeluarkan pernyataan bahwa dampak perang dagang global telah menekan pertumbuhan permintaan ekspor dan ekspansi dunia usaha sehingga OJK merevisi target pertumbuhan kredit menjadi 9-11 persen (yoy).

Dengan turunnya suku bunga acuan, Wimboh menyatakan pihaknya kembali optimistis pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini dapat menyentuh 13 persen atau berkisar di rentang 11-13 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Dia mengaku, semula OJK sempat pesimistis target pertumbuhan kredit tercapai sebab belum melihat tanda-tanda pelonggaran kebijakan moneter. Namun setelah adanya penurunan giro wajib minimum (GWM) dan penurunan suku bunga serta masuknya arus modal di pasar keuangan domestik, maka OJK yakin pertumbuhan kredit akan meningkat tahun ini.

“Sekarang optimistis bisa mencapai target pertumbuhan kredit di 12 persen plus minus satu persen," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.