Sukses

Bekraf Target Ekspor Ekonomi Kreatif Naik 8 Persen

Bekraf menyatakan, pengiriman produk ekonomi kreatif ke luar negeri saat ini sudah berada pada kisaran USD 20 miliar per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan ekspor produk ekonomi kreatif karya anak bangsa bisa meningkat hingga 8 persen.

Kepala Bekraf, Triawan Munaf mengatakan, pengiriman produk ekonomi kreatif ke luar negeri saat ini sudah berada pada kisaran USD 20 miliar per tahun.

"Ekspor ini kita sudah USD 20 miliar. Kenaikannya kurang lebih sampai 8 persen lah. 8-10 persen untuk ekspor," ujar dia di Jakarta, Jumat (28/6/2019).

Secara destinasi, ia menyebutkan, negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang menjadi tempat favorit, khususnya ekspor untuk produk fashion.

"Di Amerika paling banyak, untuk fashion. Ke Amerika dan Jepang banyak. Produk fashion-nya ada helm, macam-macam lah," ungkap dia.

Guna target kenaikan ekspor delapan persen bisa tercapai, Triawan juga menuntut pihak produsen untuk lebih mempersiapkan produknya agar bisa diterima di pasar luar negeri.

"Bukan hanya pemerintah, tapi produsen sendiri harus mempersiapkan produk-produknya, punya kontak yang baik di luar negeri dengan para importir di sana," tegas dia. 

"Jadi produk-produk yang bagus itu bisa ekspor, soalnya di luar negeri lebih susah. Tantangannya lebih berat buat dapatkan distributor lokal yang kuat di sana. Jadi semuanya beriringan, bukan hanya promosi saja," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bos Bekraf Target Ekonomi Kreatif Sumbang Rp 1.200 Triliun ke Negara

Sebelumnya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menargetkan ekonomi kreatif menyumbang Rp 1.200 triliun ke pendapatan negara pada tahun ini. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp 1.105 triliun.

"Tahun ini bisa mencapai Rp 1.200 triliun dengan kita melaksanakan kegiatan ini (pemberian fasilitas Hak Kekayaan Intelektual)," ujar Triawan di Jakarta, Senin, 8 April 2019.

Triawan mengatakan, pihaknya terus mengkampanyekan agar semakin banyak pelaku ekonomi kreatif mau mendaftarkan kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) unit usahanya.

Selain itu, Bekraf juga gencar melakukan promosi produk ekonomi kreatif ke seluruh Indonesia.

"Dari semua kedeputian membentuk ekosistem mempercepat HAKI kita lindungi, terus pemasaran, pameran-pameran kami gelar. Bekraf luar biasa kegiatannya. Lalu, infrastruktur ekonomi kreatif, juga hubungan kita dengan daerah, juga dengan akademisi terus kami gencarkan," jelas dia.

Sementara itu dari sektor perfilman, Bekraf juga menargetkan industri film negari semakin diminati oleh masyarakat. Bekraf menargetkan mampu mengajak 60 juta penonton menikmati film tahun ini.

"Jadi gerakan ini semua mempercepat kontribusi dari ekonomi kreatif pada keseluruhan ekonomi Indonesia. Terasa sekali. Misal film saja dari 16 juta penonton film, sekarang 50 juta penonton film nasional. Tahun ini kami targetkan 60 juta penonton dari 16 juta sebelum ada badan ekonomi kreatif. Peningkatannya sudah ratusan persen," tandas Triawan.

 

3 dari 3 halaman

Bekraf Usul Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual Jadi Jaminan Pembiayaan

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf mengatakan, pemerintah tengah mendorong sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dapat menjadi jaminan pembiayaan.

Nantinya sama seperti sertifikat tanah, sertifikat HAKI dapat diagunkan ke bank untuk memperoleh pembiayaan dalam mengembangkan usaha. 

"Bekraf mengusulkan ketentuan mengenai skema pembiayaan HAKI dalam rancangan undang-undang yang memungkinkan HAKI digunakan sebagai instrumen jaminan untuk mengakses keuangan dan lembaga keuangan," ujar dia di JS Luwansa, Jakarta, Senin, 8 April 2019.

"Sehingga meski nantinya pelaku ekonomi kreatif tidak memiliki aset fisik yang memadai, tapi memiliki HAKI tetap mengakses pembiayaan untuk mengembangkan usahanya. Dengan menjadikan HAKI sebagai jaminannya," ia menambahkan.

Bekraf melalui Deputi Fasilitas HAKI dan regulasi bersama DPR hingga kini terus membenahi segala regulasi yang diperlukan agar rencana ini dapat berjalan.

Selain itu, Bekraf juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kepemilikan HAKI atas usaha kreatif yang dikelola.

"Kami telah melakukan berbagai upaya masif mendorong kesadaran pelaku ekonomi kreatif di Indonesia tentang pentingnya perlindungan HAKI. Hal ini kami lakukan dengan berbagai bentuk kegiatan seperti sosialisasi, konsultasi dan fasilitasi pendaftaran HAKI yang dilaksanakan di berbagai kota," ujar Triawan. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.