Sukses

Rincian Tarif Tol Trans Jawa untuk Mudik Lebaran

Kementerian PUPR melalui Badan Pengaturan Jalan Tol ‎(BPJT) juga telah menetapkan tarif tol Trans Jawa yang beroperasi secara komersil.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, jalan tol Trans Jawa sepanjang 965 kilometer (km) siap digunakan untuk mudik Lebaran tahun ini. Angka ini sekitar 82,6 persen dari total panjang tol yang mencapai 1.167 km.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya mengaku berupaya seoptimal mungkin, agar mudik Lebaran tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya dari sisi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.

"Pada arus mudik 2019, pemudik mayoritas masih menggunakan moda jalan sebagai pilihan," ujar dia di Jakarta.

Kementerian PUPR melalui Badan Pengaturan Jalan Tol ‎(BPJT) juga telah menetapkan tarif tol Trans Jawa yang beroperasi secara komersil.

Berikut daftar tarif tol Trans Jawa 2019, khususnya untuk kendaraan golongan I:

Merak-Probolinggo

1. Merak-Probolinggo Rp 775.500

2. Merak-Cirebon (via GT Kanci) Rp 192.000

3. Merak-Cirebon (via GT Palimanan) Rp 180.000

4. Merak-Semarang Rp 397.500

5. Merak-Solo Rp 474.500

6. Merak-Surabaya Rp 723.500

7. Merak-Pasuruan (Grati) Rp 775.500

Jakarta-Probolinggo

1. Jakarta-Probolinggo Rp 727.500

2. Jakarta-Cirebon (via GT Kanci) Rp 144.000

3. Jakarta-Cirebon (via GT Palimanan) Rp 132.000

4. Jakarta-Semarang Rp 349.500

5. Jakarta-Solo Rp 426.500

6. Jakarta-Surabaya Rp 675.500

7. Jakarta-Pasuruan (Grati) Rp 727.500

8. Jakarta-Merak (via JORR) Rp 63.000

Probolinggo-Merak

1. Probolinggo-Merak Rp 775.500

2. Probolinggo-Surabaya Rp 52.000

3. Probolinggo-Solo Rp 301.000

4. Probolinggo-Semarang Rp 383.000

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Tiket Pesawat Mahal, Warga Bakal Pilih Jalur Darat saat Mudik

Volume kendaraan jalur darat pada masa mudik Lebaran 2019 diprediksi naik hingga 10 persen dibandingkan tahun lalu. Kenaikan antara lain dipicu tingginya harga tiket pesawat, membuat masyarakat mengalihkan perjalanan lewat darat.

Kepala Sub Bidang Operasional dan Pemeliharaan II Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ), Joko santoso mengatakan, tingginya harga tiket pesawat membuat masyarakat beralih menggunakan moda transportasi darat karena secara hitungan biaya pengeluaran jauh lebih hemat.

"Prediksinya naik 10 persen (jalur darat) dari yang lalu karena ada dampak dari kenaikan tarif pesawat sebenernya, jadi akan ada peningkatan beralih ke penggunaan kendaraan pribadi," kata dia.

Seperti diketahui, polemik harga tiket pesawat saat ini masih menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah.

Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat kenaikan harga tiket telah berdampak pada penurunan penumpang domestik sebesar 21,94 persen dari 7,73 juta Maret 2018 menjadi 6,03 juta Maret 2019.

Sebelumnya juga, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi memperkirakan jumlah penumpang angkutan udara pada masa mudik Lebaran 2019 akan berkurang karena masih tingginya harga tiket pesawat terbang.

"Ya kalau tahun lalu angkutan udara kira-kira tumbuhnya 4 persen ya, dan kalau tahun ini sekitar 10 persen pindah ke angkutan lain, seperti laut dan darat juta kereta api untuk menampungnya," kata Budi Karya di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

3 dari 3 halaman

Ada Tol Trans Jawa dan Sumatera, Konsumsi BBM Saat Lebaran Bakal Naik

Sebelumnya, PT Pertamina prediksi konsumsi BBM di ruas tol akan meningkat pada periode Lebaran 2019. Hal ini dipicu oleh tersambungnya Tol Trans Jawa dari Merak sampai Probolinggo maupun tol Trans Sumatera dari Bakauheuni sampai Terbanggi Besar. 

Tersambungnya ruas-ruas tol tersebut membuat masyarakat cenderung untuk menggunakan jalan bebas hambatan saat melakukan mudik Lebaran 2019.

SVP Retail Marketing Business PT Pertamina, Jumali mengatakan, secara umum, konsumsi BBM khususnya jenis gasoline di ruas-ruas tol akan meningkat sebesar 15,78 persen. 

Jika konsumsi rata-rata harian normal 92.563 kilo liter per hari, pada periode mudik Lebaran, konsumsi BBM akan menjadi 107.165 kilo liter.

Itu meningkat pesat dari catatan konsumsi selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2018, yang hanya meningkat dari konsumsi harian sebesar 90.110 kilo liter per hari menjadi 99,230 kilo liter per hari atau meningkat 10,12 persen.

"Tahun ini terhubung. Ini jadi challange bagi Pertamina menyiapkan sepanjang jalur tol tersebut walaupun tidak mengabaikan kebutuhan BBM di jalur reguler," kata dia, di Jakarta, Senin, 29 April 2019.

Konsumsi BBM di ruas tol wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ramadan dan Idul Fitri 2019, diperkirakan mengalami lonjakan tertinggi hingga 300 persen dibandingkan tahun lalu.

Kemudian disusul Jawa Timur sebesar 140 persen. Selanjutnya wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat sebesar 100 persen. "Dengan tuntasnya jalur tol di wilayah Jateng dan Jatim, maka diproyeksikan konsumsi BBM juga meningkat di sepanjang tol baru," ujar dia.

Untuk itu, Pertamina akan menyiagakan sebanyak 43 SPBU di sepanjang jalan tol di Jawa dengan rincian 31 unit di Jakarta dan Jabar, delapan unit di Jateng dan DIY, serta lima unit di Jatim. 

Sedangkan untuk ruas Tol Bakauheuni-Terbanggi Besar, Pertamina telah akan menyiagakan empat unit SPBU modular. "Supaya aman kita siapkan lebih besar, sehingga kalau memang peningkatannya lebih dari tahun lalu itu sudah ter-cover," tandasnya. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini