Sukses

Kontribusi Desa ke Ekonomi Nasional Bisa Capai Rp 19.912 Triliun dalam 7 Tahun

Mendes Eko Putro Sandjojo menunjukkan potensi ekonomi yang besar di desa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Potensi desa di Indonesia diprediksi bisa menghasilkan aktivitas ekonomi yang lebih besar dari total Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini. Ini diungkap oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Trasmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo.

Eko menyebut, dana desa menghasilkan aktivitas ekonomi dan hasilnya meningkatkan pendapatan per kapita. Dalam lima tahun terakhir, pendapatan per kapita di desa naik hampir 50 persen menjadi Rp 804 ribu. Eko menyebut kenaikan itu adalah tertinggi dalam sejarah Indonesia.

"Kalau ini bisa kita lanjutkan, tujuh tahun ke depan, desa itu mempunyai pendapatan per kapita minimal Rp 2 juta atau Rp 9 juta per keluarga," ungkap Eko dalam wawancara khusus bersama Liputan6.com di Kantor Kemendes, Kalibata, Jakarta Selatan, seperti ditulis Rabu (3/4/2019).

"Nah, kalau itu terjadi, Rp 2 juta dikali 150 juta orang desa, maka desa akan mempunyai pendapatan Rp 200 triliun per bulan. Itu menciptakan daya beli 1.500 triliun per bulan atau 18 ribu triliun per tahun," tegas Eko.

Apabila itu tercapai, lanjut Eko, kontribusi desa terhadap ekonomi Indonesia akan terus meroket hingga USD 1,4 triliun atau Rp 19.912 triliun (USD 1 = Rp 14.223). Angka ini bahkan melebihi GDP Indonesia terkini.

"Desa akan mampu berkontribusi terhadap GDP Indonesia USD 1,4 triliun. Bayangkan, GDP Indonesia saat ini hanya USD 1,2 triliun Jadi desa akan mampu mengkontribusi GDP dalam 7 tahun lebih besar dari total GDP Indonesia sekarang," ujar dia.

Ia pun menyebut pembangunan infrastruktur merupakan suatu kebutuhan demi menyokong aktivitas ekonomi desa di masa depan. Pembangunan jalan, misalnya, disiapkan untuk konektivitas.

Ini menurut Eko sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo untuk membangun desa secara merata, sehingga daerah yang ekonominya lesu bisa bergairah berkat kehadiran infrastruktur.

"Desa-desa itu tidak tumbuh karena infrastrukturnya tidak ada. Sekarang dengan infrastruktur dibangun dengan dana desa, dengan komitmen Pak Jokowi untuk bukan Jawa-sentris saja," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyelewengan Dana Desa Hanya 0,001 Persen

Kebijakan dana desa menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun. Peningkatan ini tak hanya pada infrastruktur, melainkan manajemen finansial.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo pun menegaskan bahwa penyelewangan dana desa amat kecil.

Mendes Eko berkata pendekatan pemerintah dan kepolisian adalah pembinaan agar kepala desa dan perangkatnya bisa bekerja secara optimal. Dulu, dia menyebut penyelewengan dana desa akibat lemahnya pengawasan. 

"Kita lihat tahun lalu di bawah 100 kasus. Itu pun juga yang kita bawa ke ranah hukum cuma 67. Dibanding jumlah desa 74.957 desa, jadi cuma 0,001 persen," ucap Mendes Eko.

"Tapi Alhamdulillah dengan partisipasi masyarakat, dukungan dari kepolisian, kejaksaan, dan terutama media, kesempatan melakukan itu sangat berkurang," lanjutnya. Kementeriannya pun mengawasi agar penyelewengan dana desa tak menyentuh 1 persen.

Tolok ukur keberhasilan pengelolaan dana desa adalah penyerapan hingga 99,6 persen. Menurut Mendes, jumlah instansi dan lembaga di Indonesia yang memiliki penyerapan sebesar itu bisa dihitung dengan jari.

Kini, Mendes mengapresiasi besarnya sorotan media ke dana desa, baik itu sisi baik maupun yang buruk. Dengan itulah masyarakat semakin terdorong untuk mengawasi.

"Saya berterima kasih kepada media yang terus menerus mensosialisasikan, bukan hanya baiknya saja, tetapi buruknya juga, sehingga masyarakat jadi aware. Karena masyarakat tahu, masyarakat berpartisipasi, masyarakat ikut mengawasi. Jadi sekarang saya jamin dengan kita libatkan kepolisian, kejaksaan, yang tugasnya membantu, bukan mencari kesalahan kepala desa," tegas Mendes. 2 dari 2 halaman

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.