Sukses

YLKI Tunggu Penyelidikan KPPU soal Dugaan Kartel Tiket Pesawat

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, masih mahalnya harga tiket pesawat bukan hanya disebabkan harga avtur.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, masih mahalnya harga tiket pesawat bukan hanya disebabkan harga avtur.

"Saya kira persoalan tiket bukan soal avtur. Itu hanya dikambing hitamkan. Toh kemarin sudah diturunkan tiket pesawat di Soetta lebih murah dibanding Singapura 26 persen. Toh tiket tidak turun juga. Jadi bukan karena avtur. Jadi mau semurah apa lagi?" ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (27/3/2019).

Dia menambahkan, ada kemungkinan lain perihal harga tiket pesawat yang kini masih tinggi di lapangan. Itu termasuk salah satunya dugaan kartel oleh salah satu maskapai. 

Oleh karena itu, dia mengaku, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait dugaan kartel tiket pesawat tersebut.

"Ya sekarang kita tunggu saja, KPPU sedang lakukan penyelidikan terhadap dugaan kartel atau tidak. Karena kalau ada dugaan kartel artinya pelanggaran dan itu bisa didenda," ujar dia.

"Dan dugaan kartel menjadi rasional karena sekarang ada 2 pemain besar yaitu Garuda Group dan Lion Group. Itu masuk akal di situ. Tetapi sebelum ada penyedikan kppu kan secara regulasi tidak ada yang dilanggar," ia menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Ultimatum Maskapai Segera Turunkan Harga Tiket Pesawat

Sebelumnya, Pemerinta‎h menyoroti masih mahalnya harga tiket pesawat. Padahal saat ini PT Pertamina (Persero) sudah menurunkan harga avtur yang diharapkan akan diikuti maskapai untuk menurunkan tarif tiket pesawatnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku menyayangkan maskapai penerbangan yang tak kunjung menurunkan harga tiket pesawat. 

"Masalah tiket menimbulkan banyak persepsi di masyarakat dan dapat menimbulkan kegaduhan persepsi," kata Luhut seperti dikutip Rabu 27 Maret 2019.

Pernyataan Luhut ini terungkap dari notulen rapat antara Luhut dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, pada Senin 25 Maret 2019. 

Luhut mengaku jika telah memerintahkan, Garuda Indonesia sebagai pemimpin maskapai penerbangan nasional untuk segera menurunkan harga tiket pesawat semua rute secepat mungkin. Bahkan tenggat waktu yang diberikan per awal April 2019.

"Garuda Indonesia sebagai leading nasional airlines harus segera menurunkan harga tiket dan itu merupakan perintah," tegas dia.

Sementara Menhub Budi Karya mengakui, harga tiket pesawat masih mahal. Semua pemerintah daerah pun telah meminta penurunan harga tiket pesawat. "Semua daerah telah meminta untuk penurunan harga tiket," tutur dia.

Penurunan tarif tiket pesawat tak kunjung terjadi, meski harga avtur sudah turun dan beberapa maskapai telah mendapat keistimewaan untuk pembelian avtur, dengan pola pembayaran khusus.

Budi pun merasa ada kebablasan kebijakan yang dilakukan operator maskapai penerbangan, sebab tidak mengindahkan permintaan untuk menurunkan harga tiket pesawat, sehingga menimbulkan masalah yang tidak ‎pernah selesai.

Menurut Budi, harga tiket pesawat yang masih mahal‎, berdampak negatif pada industri pariwisata, serta sektor terkait didalamnya.

"Khususnya Garuda Indonesia yang merupakan airlines plat merah yang merupakan leading nasional airlines," tutur dia.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.