Sukses

Ingin Lengserkan Trump, 3 Miliarder Ini Siap Jadi Presiden AS

Presiden Donald Trump harus bersiap menghadapi tiga orang miliarder pada pilpres 2020.

Liputan6.com, Washington - Donald Trump menghasilkan gangguan besar di jagat politik ketika mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat (AS) lewat jalur Partai Republik.

Modal miliarder asal New York itu adalah pengalaman bisnis yang membuatnya eksis di berbagai industri, termasuk di media.

Siapa sangka sekarang muncul miliarder yang ingin melengserkan Trump? Sebut saja nama pemilik Starbucks Howard Schultz yang siap mencalonkan diri lewat jalur independen. 

Otomatis Donald Trump langsung ancang-ancang meledek para calon lawannya tersebut, perkataan "tidak jago bicara di depan publik" hingga "tidak bernyali" terlontar dari jari-jari Trump via Twitter.  

Miliarder manakah yang berani menantang Trump demi duduk di Oval Office? Berikut daftar yang dikumpulkan Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Howard Schultz

Howard Schultz pertama kali memimpin Starbucks pada 1987. Selama 40 tahun, ia mengabdikan diri dan mengantar Starbucks meraih popularitas global dan memiliki 77 ribu gerai seperti sekarang. 

Pada Januari 2019, ia membuat heboh media massa karena menegaskan maju sebagai presiden lewat jalur independen. Schultz menolak ikut Partai Demokrat maupun Republik, dan tak asing dalam mengkritik dua kubu itu. 

Kartu AS pria dua anak ini adalah prestasi gemilangnya di Starbucks, bukan hanya dalam aspek bisnis, melainkan aspek positif sosial yang didorong Starbucks. 

Presiden Trump bereaksi dengan menyebut Schultz sebagai orang yang tidak bernyali dan pintar. Menurut Forbes, kekayaan Schultz saat ini sebesar USD 3,4 miliar (Rp 47,4 triliun, USD 1 = Rp 13.965). 

3 dari 4 halaman

2. Michael Bloomberg

Nama Bloomberg sudah umum didengar oleh kalangan bisnis, karena dialah pendiri media Bloomberg. Michael Bloomberg adalah mantan walikota New York selama tiga periode sejak terpilih pada 2001. 

Alumnus Universitas Harvard ini adalah seorang bankir dan membangun karier di Wall Street, hingga menjadi miliarder USD 48,5 miliar (Rp 667,3 triliun). Ia amat terkenal akan kedermawanannya, terutama di dunia pendidikan dan lingkungan. 

Walau belum resmi maju sebagai calon presiden, Bloomberg dikabarkan telah menyiapkan dana hingga USD 100 juta (Rp 1,3 triliun) demi kampanye presiden, demikian laporan CNBC.  

Meski sama-sama meraih kesuksesan di Big Apple, hubungan Trump dan Bloomberg sudah panas sejak lama.

Tinggi badan Bloomberg adalah 173 cm, dan itu membuatnya dijuluki Trump sebagai "Little" Bloomberg pada 2016, serta berkata bos media itu tak punya nyali untuk mencalonkan diri. 

4 dari 4 halaman

1. Jamie Dimon

Jamie Dimon adalah CEO JPMorgan dan meraih reputasi besar berkat menyetir bank tersebut dari dampak buruk krisis keuangan 2008. Sebelumnya, alumni Harvard ini merupakan bawahan Sandy Weil, bos Citigroup.

Prestasi cemerlang Dimon di Citigroup malah membuatnya dipecat karena Weil merasa Dimon ingin menjadi CEO. Sebagai pemimpin bank dengan aset terbesar di AS, kekayaannya mencapai USD 1,3 miliar (Rp 18,1 triliun). 

Dimon pernah meledek Trump karena kaya akibat warisan, sementara dirinya berusaha sendiri. Ia pun yakin bisa mengalahkan Donald Trump. Presiden petahana pun membalas via Twitter dengan menyebut Dimon sebagai orang yang suka gugup. Sayang, Dimon masih belum sepenuhnya berencana menjadi presiden. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.