Sukses

Tahun Politik, Rumah Tapak Masih Jadi Investasi Aman dan Menguntungkan

Rumah tapak adalah investasi yang cenderung tak terpengaruh dengan suhu politik.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2019 adalah tahun politik. Energi bangsa ini banyak terserap perhatiannya pada gelaran politik tahun ini. Namun, bagi yang ingin tetap menginvestasikan dananya secara aman dan menguntungkan di tahun politik ini, investasi rumah tapak masih menjadi salah satu jawabannya.

“Rumah tapak adalah investasi yang cenderung tak terpengaruh dengan suhu politik. Jadi saya rasa investasi di rumah tapak masih bisa jadi pilihan di 2019 ini,” ungkap Alex Saputra, konsultan properti dari Jatiasih Central City (JCC), Minggu (3/2/2019).

Hal ini berbeda dengan properti berupa apartemen yang terkendala dengan peningkatan nilai jualnya yang masih dipengaruhi stabilitas ekonomi politik.

Ditambahkannya, khususnya untuk wilayah Bekasi Selatan, minat konsumen pada properti berupa rumah tapak pun cukup besar, bahkan melebihi Serpong, Tangerang Selatan.

“Bekasi adalah kota penunjang Jakarta yang diapit tiga jalan tol besar, tol Cikampek, tol lingkar luar dan tol Becakayu. Inilah salah satu alasan utamanya. Seperti konsumen JCC, mereka yang rata-rata kerja di Jakarta, tertolong oleh adanya jalan tol itu,” ujar Alex.

Capital gain-nya di Bekasi bisa sampai 33 persen, Jakarta aja masih 12 persen,” imbuh Wilky Hartadi, salah satu konsultan JCC.

Jatiasih Central City menjual rumah dengan harga di kisaran Rp 600 juta sampai Rp 1 miliar. Angka tersebut diklaim masih di bawah harga pasaran perumahan sekitarnya.

Apalagi selain fasilitas-fasilitas yang sudah ada, perumahan tersebut juga menawarkan danau. Fasilitas lainnya adalah jogging track yang cocok buat keluarga dan beberapa lainnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Potensi Market Bekasi Kian Besar, Apa Penyebabnya?

Permintaan properti untuk segmen menengah atas yang berorientasi investasi, diperkirakan bersikap wait and see saat mendekati pemilu 2019. Namun tidak demikian dengan segmen menengah bawah yang tetap kuat permintaannya.

Di sisi lain, pasar properti saat ini mendapat stimulan untuk tumbuh dengan adanya kebijakan LTV yang memungkinkan konsumen membeli properti dengan uang muka hingga 0%. Lalu bunga bank sudah lebih stabil, batas pajak PPnBM akan dinaikkan, dan pemotongan PPH 22 rumah mewah dari 5% menjadi 1%.

 

Terkait dengan permintaan properti di 2019, Bekasi menjadi salah satu lokasi yang menarik bagi pasar Jabodetabek. Kondisi ini disebabkan makin masifnya pembangunan, salah satunya makin dekat dengan finalisasi pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur perkotaan di koridor Jakarta-Bekasi.

Sejumlah proyek transportasi dan infrastruktur guna penambahan akses ke Jakarta, seperti penuntasan tol ruas Becakayu,  penyelesaian MRT dan LRT di Bekasi pada 2020, proyek tol Cilincing - Cibitung yang sudah digarap dan ditargetkan selesai pada 2020, diyakini akan meningkatkan minat warga Jabodetabek untuk membeli hunian di Bekasi kota maupun kabupaten.

Selain akan memudahkan aksesibilitas dari dan menuju wilayah Bekasi-Jakarta, kemajuan pembangunan infrastruktur tersebut tentunya turut meningkatkan nilai tambah dan investasi properti (tanah dan bangunan) di wilayah Bekasi dan sekitarnya.

Bisnis properti di Bekasi pun diperkuat dengan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi dalam laporan investasi 2018 yang menyebut, ada 20 perusahaan yang menginvestasikan dananya untuk pengembangan industri di kabupaten tersebut.

“Tumbuhnya kegiatan investasi industri dan manufaktur di Bekasi diyakini meningkatkan angka kebutuhan rumah bagi pekerja kelas menengah atas dan menengah bawah. Ini merupakan potential market yang cukup besar di Bekasi,” kata Marketing Manager PT Alamindo Trulynusa (ALSA), Albert Permana.

Tak pelak, melalui dua proyek perumahan yakni Darmawangsa Residence dan Panjibuwono Residence, PT Alamindo Trulynusa (ALSA) akan mendorong percepatan penjualan hunian dan properti komersial di tahun ini.

Menurutnya, kedua proyek perumahan dengan luas mencapai 300 hektare tersebut ikut diuntungkan oleh peningkatan minat pembelian properti di Bekasi pada tahun ini. Hal ini sebagai dampak positif terhadap kemudahan konektivitas Bekasi dengan Jakarta dan kota penyangga lainnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.