Sukses

Keputusan BI Bikin Rupiah Tembus 14.594 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat menjelang akhir pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat menjelang akhir pekan ini. Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 day repo rate menjadi 6 persen mendorong penguatan rupiah sejak perdagangan kemarin.

Mengutip data Bloomberg, Jumat (16/11/2018),  rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di posisi 14.571 atau menguat 93,50 poin atau 0,64 persen.

Pada pembukaan perdagangan Jumat pekan ini, rupiah menguat 43 poin atau 0,29 persen menjadi 14.622 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di posisi 14.665 per dolar AS.

Sepanjang Jumat pekan ini, rupiah bergerak di kisaran 14.563-14.622 per dolar AS. Dengan penguatan tersebut, rupiah melemah 7,5 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun berjalan 2018.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) atau kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah berada di kisaran 14.594 per dolar AS pada 16 November 2018 atau melemah 170 poin dari posisi perdagangan kemarin di posisi 14.764 per dolar AS.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Faktor yang Bikin Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menuturkan, rupiah menguat terhadap dolar AS sejak perdagangan kemarin hingga jelang akhir pekan masih didorong keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 day repo rate menjadi enam perseroan.

Meski kenaikan suku bunga acuan itu di luar prediksi, David menilai kebijakan BI tersebut untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral AS. Ditambah sentimen tak terduga defisit neraca perdagangan per Oktober 2018 melebar USD 1,8 miliar.

"Ini pengaruh suku bunga. Penguatan (rupiah) sejak kemarin hingga hari ini. Keputusan BI untuk menaikkan suku bunga acuan,” ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, dari sentimen eksternal juga belum ada yang terlalu dominan. "Namun harga minyak turun juga mendukung," kata David.

Meski rupiah menguat, David menilai pergerakannya masih fluktuaktif hingga akhir 2018. Hal itu karena perlu mewaspadai kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Desember.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.