Sukses

Serapan Tak Optimal, PGE Pesimistis Bisa Capai Target Penjualan Listrik

Pasokan listrik yang dihasilkan dari PL‎TP PGE hanya mampu terjual 96 persen dari target.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memperkirakan tidak bisa mencapai target penjualan listrik. Alasannya, serapan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) selama ini tidak o‎ptimal.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ali Mundakir mengatakan, total produksi listrik yang dihasilkan PGE saat ini mencapai 4.350 Giga Watt hour (GWh). Listrik tersebut berasal dari seluruh Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dioperatori oleh Pertamina Geothermal Energy.

"Itu dari semua area, Kamojang, Lahendong, Ulubelu dan Karaha‎," kata Ali, di Jakarta, Senin (5/11/2018).

Pasokan listrik yang dihasilkan dari PL‎TP PGE hanya mampu terjual 96 persen dari target. Salah satu penyebab tidak optimal penjualan akibat kebutuhan listrik PLN yang menurun.

selain itu ada kinerja PLTP yang tidak optimal. ‎"Kalau produksi 4.350 GWH, kami proyeksikan sampai akhir tahun bisa tercapai 96 persen,‎" ujarnya.

Ali menyatakan, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut telah melakukan efisiensi agar keuangan perusahaan tetap sehat ketika penjualan listrik tidak mencapai target.

"Kalau target produksi tidak tercapai kami lakukan efisiensi, kami evaluasi lagi untuk target keuangan," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Realisasi Investasi Pertamina Geothermal Capai 80 Persen

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)‎ yakin mencapai target investasi tahun ini sebesar USD 277 juta. Hingga kuartal III 2018, realisasi investasi sudah mencapai 80 persen.

Ali Mundakir mengatakan, PGE menganggarkan lebih dari USD 277 juta untuk investasi selama 2018.

Dana tersebut untuk kegiatan pengeboran pengembangan sumur panas bumi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai unit I.

Jika melihat perkembangan eksekusi proyek sampai Kuartal III 2018, investasi perusahaan telah mencapai 80 persen dari target.  

Namun tidak menutup kemungkinan realisasi investasi anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam pengembangan panas bumi tersebut terhambat beberapa bulan ke depan, sehingga sampai akhir tahun target investasi tidak tercapai.

"Mudah-mudahan bisa terealisasi semua, paling tidak di atas 90 persen. Itu untuk pemboran sumur pengembangan dan proyek PLTP Lumut Balai unit satu," kata Ali, di kawasan PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Kamis (2/11/2018).

Ali mengungkapkan, potensi realisasi target investasi tidak tercapai disebabkan pengeboran dua sumur ‎yang tertunda, di Lahendong dan Tompaso, Sulawesi Utara.

Penundaan pengeboran karena Pertamina Geothermal Energybelum mendapat hasil dari pengeboran sumur sebelumnya.

"Kami biasanya tidak terealisir karena ada yang ditunda. Ada dua sumur di Lahendong dan Tompaso karena menunggu hasil pengeboran sumur sebelumnya," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.