Sukses

Tak Sendiri, Rupiah Melemah Bersama Mata Uang Asia Lain

Pada perdagangan Rabu ini, nilai tukar rupiah masih di kisaran 15.000 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Selasa kemarin, rupiah ditutup melemah ke level Rp 15.042 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah masih di kisaran 15.000 per dolar AS. 

Namun, rupiah tidak melemah sendiri. Mata uang kawasan Asia Pasifik lainnya juga banyak yang ikut melemah akibat bermacam peristiwa global, mulai dari kenaikan suku bunga AS dan ketegangan antara AS dan China.

Dilansir dari Asia Nikkei Review pada perdagangan Rabu (3/10/2018) ini, rupiah melemah 0,8 persen. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan mata uang lainnya di kawasan Asia. 

Mata uang baht turut turun 0,37 persen terhadap dolar AS. Peso juga berkurang 0,18 persen. Mata uang Korea won turut melemah sampai 0,5 persen dan dolar Taiwan merosot 0,16 persen.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan dolar perkasa. Di Eropa, misalnya, terdapat masalah anggaran Italia dan kisruh Brexit yang tidak menemukan titik temu.

Harga minyak dunia juga naik apalagi sanksi terhadap Iran akan terlaksana penuh pada bulan depan. Hal itu dilengkapi dengan menegangnya hubungan antara AS dan China. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih menanggapi situasi ini dengan tenang. Ia percaya, perbankan Indonesia masih cukup kuat.

"Kalau dari sisi perbankan, apakah sektor perbankan kita cukup kuat dan terus akan bisa menyesuaikan dengan nilai Rp 15 ribu ini. Kita lihat dari capital adeqequacy ratio-nya mereka, dilihat dari non performing loan mereka, dilihat dari landing rate mereka, semuanya sampai dengan bulan Oktober ini dan tampaknya adjustment terhadap angka Rp15 ribu terjadi secara cukup baik," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Sri Mulyani

Menkeu Sri Mulyani Indrawati, menyatakan pemerintah akan terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah yang menembus 15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Namun demikian, pelemahan nilai tukar rupiah dinilai belum berdampak pada sektor perbankan dalam negeri.

"Kita bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Menko Perekonomian terus melihat perkembangan rupiah. Bahwa perkembangan ini tentu akan direspons oleh para pelaku ekonomi," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2018.

Di sektor perbankan, lanjut dia, dari tiga hal yaitu capital adeqequacy ratio (CAR), nonperforming loan (NPL) dan lending rate perbankan dalam negeri masih mampu melakukan penyesuaian nilai tukar rupiah saat ini.

"Kalau dari sisi perbankan, apakah sektor perbankan kita cukup kuat dan terus akan bisa menyesuaikan dengan nilai Rp 15 ribu ini. Kita lihat dari capital adeqequacy rationya mereka, dilihat dari non performing loan mereka, dilihat dari landing rate mereka, semuanya sampai dengan bulan oktober ini dan tampaknya adjustment terhadap angka Rp15 ribu terjadi secara cukup baik," ujar dia.

Sementara dari sisi makro ekonomi, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III diperkirakan masih cukup tinggi dengan inflasi yang tetap terjaga.

"Kemarin inflasi mengalami penurunan, deflasi, dan growth dikontribusikan dari sektor konsumsi, investasi dan pada degree terntu adalah ekspor dan belanja pemerintah yang saya sampaikan tumbuh 8 persen bisa memberikan kontribusi yang bagus," kata dia.

Namun demikian, Sri Mulyani memastikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia akan menggunakan instrumen yang dimiliki untuk mengendalikan pergerakan nilai tukar rupiah. 

"Saya melihat ini suatu tingkat yang harus kita lihat secara seksama. Namun juga saya harus melihat adjustment atau penyesuaian terhadap level normalisasi dari kebijakan moneter Amerika yang berdampak terhadap rupiah, bisa berjalan cukup baik. Dan kita berharap penyesuaian ini bisa muncul tetap indikator-indikator perekonomian bisa jaga secara baik," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.