Sukses

Pembangunan Jembatan Gantung di Dekat Perbatasan RI-Malaysia Selesai November

Kementerian PUPR membuat jembatan gantung yang menghubungkan kampung Tiong Ohang dan Long Krioq sepanjang 120 meter

Liputan6.com, Tiong Hoang - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menginisiasi pembangunan di kawasan terluar negara, salah satunya dengan membuat jembatan gantung yang menghubungkan kampung Tiong Ohang dan Long Krioq sepanjang 120 meter.

Jembatan itu di dekat garis batas Indonesia-Malaysia di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Perbatasan Kalimantan Timur, Beni Firmansyah menargetkan, pembangunan jembatan ini dapat rampung satu bulan lebih cepat dari rencana awal, yakni pada November 2018.

"Berdasarkan kontrak kita, ini diperkirakan selesai pertengahan bulan Desember ini. Cuma kemarin kita buat program percepatan, mudah-mudahanan di akhir November bisa selesai," ujar dia di Tiong Ohang, Kalimantan Timur, Sabtu (8/9/2018).

Dalam membangun jembatan tersebut, dia mengatakan, pihaknya harus mengangkut bahan material dari Jakarta. "Kita tinggal menunggu struktur bangunan atas, yang insya Allah di Minggu kedua September sudah dikirim dari Jakarta ke sini," sambungnya.

Sebelumnya, konektivitas antara desa Tiong Ohang dan Long Krioq yang terbelah oleh Sungai Mahakam telah tersambung berkat adanya jembatan dengan rentang sepanjang 90 meter.

Lantaran termakan usia, Kementerian PUPR lalu coba inisiatif membangun jembatan baru agar aktifitas perekonomian di kedua kampung tidak terputus.

Beni melanjutkan, masih ada satu jembatan baru sepanjang 100 meter lagi yang rencananya akan dibuat pada 2019.

"Sebenarnya ada satu jembatan lagi di kampung Long Apari, yang Insya Allah tahun depan kita akan luncurkan juga dengan bentang 100 meter. Mudah-mudahanan itu bisa direalisasikan jembatan gantungnya," tutur dia.

Secara anggaran, ia menyebutkan, dana pembangunan selama ini 100 persen berasal dari kantong APBN. Dia pun berharap, kelak mendapat sokongan biaya dari pemerintah pusat sebesar Rp 12 miliar dalam mengkonstruksi jembatan baru pada tahun depan.

"Kalau diperkirakan, nominalnya sekitar Rp 12 miliar kalau itu pengadaan material (berasal) dari Jakarta. Kenapa sampai segitu? Karena kita biaya mobilisasinya dari Jakarta, dan sampai lokasi sangat jauh," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akses Jalan Mampu Turunkan Harga Barang di Hulu Mahakam

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya membuka rute baru menuju Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) di Kalimantan Timur. Salah satunya dengan membangun jalan akses Tering-Long Bagun sepanjang 145 km yang menghubungkan Kabupaten Mahulu dengan Kabupaten Kutai Barat.

Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Juan Jenau berharap, dengan dibangunnya jalan akses ini maka dapat membuka keterisolasian warga Mahulu yang selama ini mengandalkan Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi utamanya.

"Untuk distribusi logistik kami sangat mengandalkan transportasi sungai. Saat kondisi kemarau dimana Sungai Mahakam surut atau saat musim hujan yang menyebabkan air di sungai naik, kami kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok," paparnya di Ujoh Bilang, Kalimantan Timur, Jumat 7 September 2018.

"Akibatnya, harga kebutuhan pokok jadi melambung tinggi," dia menambahkan.

Hal senada diungkapkan Arsad (46), petani sayur dan pedagang asal Tering. Dia mengutarakan, warga setempat sangat membutuhkan keberadaan jalan baru yang dapat bantu memobilisasi hasil pertanian menuju Ibukota Samarinda.

"Kita di sini banyak petani yang bikin kebun. Dengan jalan yang belum bagus bikin akses transportasi ke sana jadi sulit. Masyarakat sangat ingin jalan ke Mahulu dan Long Bagun ini diperbaiki," ungkap dia.

Selain mempermudah penyaluran, Arsad melanjutkan, ketersediaan jalan aspal juga nantinya bakal mempermurah harga barang bagi masyarakat di pedalaman Kalimantan tersebut.

"Kami cuman mikul seadanya. Yang Ndak bisa dibawa ya dibiarkan saja. Kalau ada jalan kan itu bisa dibawa lebih banyak biar secara harga juga nanti agak murah. Syukur betul kalau jalan ini bagus," ujarnya.

"Pengiritan harganya, umpamanya sembako. Kalau tadinya Rp 10 ribu bisa jadi Rp 8 ribu, karena dia enggak lewat ongkos buruh lagi," pungkas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.