Sukses

Harga Minyak Brent Tertekan Jelang Pertemuan OPEC

Harga minyak bergerak campuran jelang pertemuan OPEC

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak bergerak campuran pada perdagangan Selasa. Pasalnya, investor menantikan pertemuan penting dari negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada pekan depan.

Dikutip dari Reuters, Rabu (14/6/2018), harga minyak mentah Brent berjangka yang menjadi patokan internasional merosot 66 sen ke posisi USD 75,80 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 15 sen menjadi USD 66,25 per barel.

"Penguatan dolar AS, dan pelemahan mata uang Euro memberi tekanan pada harga minyak Brent," kata Senior Ahli Strategi Pasar di RJO Futures, Phillip Streible.

Menurut laporan bulanan yang telah dirilis OPEC pada Selasa ini, ada ketidakpastian yang tinggi di pasar minyak global. OPEC dan negara penghasil minyak lainnya termasuk Rusia sudah memangkas produksi minyak sebesar 1,8 juta barel per hari sejak Januari 2017. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan permintaan pasar.

Dengan sanksi AS untuk memotong ekspor minyak Iran dan potensi penurunan lebih lanjut produksi minyak di Venezuela, Arab Saudi dan Rusia telah mengindikasikan bahwa mereka bersedia mendongkrak produksi guna menutupi kekurangan pasokan.

Sementara itu, produksi minyak AS diperkirakan naik dengan jumlah lebih rendah dari prediksi sebelumnya menjadi 11,76 juta barel per hari pada 2018, berdasarkan pernyataan Energy Information Administration (EIA) AS.

Dalam prospek energi bulanan yang diterbitkan EIA mengatakan, pertumbuhan konsumsi minyak AS pada tahun depan akan meningkat 530 ribu barel per hari menjadi 20,41 juta barel per hari. Naik dari perkiraan sebelumnya yang diharapkan meningkat 500 ribu barel per hari menjadi 20,38 juta barel per hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Ketidakpastian

Namun demikian, OPEC memproyeksikan ada ketidakpastian di semester II 2018. Pada Senin lalu, Menteri Energi Irak mengatakan, produsen minyak seharusnya tidak dipengaruhi tekanan untuk memompa lebih banyak produksi minyak.

Meski begitu, banyak analis berharap OPEC akan menaikkan produksi minyak. "Jika mereka ingin bertanggung jawab untuk pasar minyak global, berdasarkan jumlah (permintaan), mereka harus meningkatkan produksi setidaknya 1 juta barel per hari dari level saat ini," ucap PVM Oil Associates Strategis, Tamas Varga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini