Sukses

Jadi Tuan Rumah IMF Annual Meeting, RI Untung Besar

pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp1 triliun untuk pembenahan infrastruktur di Pulau Dewata.

Liputan6.com, Nusa Dua - Indonesia jadi tuan rumah International Moneter Found-World Bank (IMF-WB) Annual Meeting. Acara tersebut akan diselenggarakan pada 9-14 Oktober 2018. Meski masih tahun depan, namun segala persiapan sudah dilakukan sedini mungkin. Sebab, acara ini akan dihadiri oleh delegasi dari seluruh negara di dunia.

"Akan ada 15 ribu delegasi dari 189 negara anggota IMF dan World Bank, minus lima negara yang tidak tergabung sebagai anggota," jelas Kepala Task force IMF-WB Annual Meeting 2018 Bank Indonesia, Peter Jacobs di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/8/2017). Tak hanya itu, acara akbar itu juga akan dihadiri oleh sekitar 1.500 jurnalis dari berbagai media.

Pertemuan itu adalah ruang tepat untuk menunjukkan kepada dunia tentang kondisi ekonomi Indonesia yang tumbuh dengan baik. "Pertemuan itu menjadi ruang yang tepat bagi pemerintah untuk menyampaikan kepada dunia bahwa perekonomian kita progresif, perekonomian reformasi yang punya daya tahan, ekonomi Syariah-nya modern dan digital economic," tegasnya.

Dengan begitu, Peter berharap akan ada investasi yang bisa digaet oleh pemerintah dari pertemuan tersebut. "Jadi, kita tidak hanya sebatas penyelenggara saja, tapi ada keuntungan yang bisa kita dapat, utamanya dalam hal investasi," ucap dia.

Pada saat yang sama, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menjelaskan kesiapan Bali menghadapi even tersebut.

Bahkan, katanya, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp1 triliun untuk pembenahan infrastruktur di Pulau Dewata. "Kepres-nya (Keputusan Presiden) sudah turun. Kalau saya tidak salah anggarannya Rp1 triliun untuk pembenahan infrastruktur di Bali," ujarnya.

Di sisi lain, Agung menilai pertemuan IMF-WB Annual Meeting akan membawa dampak yang cukup signifikan bagi Indonesia. Salah satunya adalah di sektor pariwisata, di mana tingkat hunian kamar di Bali akan mendatangkan uang triliunan rupiah selama even itu berlangsung.

Tak tanggung-tanggung, Agung memprediksi pemerintah akan meraup untuk senilai US$90.000.000 dari even tersebut. Jumlah itu hanya didapat dari sewa kamar yang diprediksinya hingga sepuluh malam untuk masing-masing delegasi.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Pesanan kamar


Ida Bagus Agung merinci, akan ada pesanan kamar di kawasan Nusa Dua, Sawangan, Jimbaran, Tanjung Benoa dan Uluwatu sebanyak 13.500 kamar. "Harga kamarnya permalam di daerah ini adalah US$600 dikali 10 malam yakni US$81.000.000," katanya.

Sementara di kawasan Kuta, Seminyak, Sanur dan Ubud akan ada pesanan sekitar 4.500 kamar, di mana harga kamarnya yakni US$200 per malam. "Dikali 10 malam sama dengan US$9.000.000. totalnya US$90.000.000 untuk keseluruhan acara," tutur dia.

Jumlah itu baru hanya dari pesanan kamar, belum ditambah dengan pengeluaran yang dirogoh masing-masing delegasi untuk cinderamata.

"Satu orang delegasi itu kira-kira mengeluarkan sekitar Rp65 juta untuk kamar per harinya. Itu belum ditambah yang lain. Mungkin sekitar Rp100 juta perhari uang yang akan ke luar dari masing-masing delegasi selama acara itu berlangsung," kata Agung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.