Sukses

Harga Naik, Pemda Kalteng Siapkan Lahan Budi Daya Cabai 300 Ha

Harga cabai rawit merah di Pasar Palangkaraya, Kalimantan Tengah, saat ini masih tinggi berkisar Rp 90 ribu- Rp 120 ribu per kg.

Liputan6.com, Palangkaraya - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyiapkan lahan seluas 300 hektare (Ha) untuk budi daya cabai yang tersebar di sembilan kabupaten. Ini sebagai upaya jangka panjang mengantisipasi mahalnya harga cabai di pasar seperti saat ini.

Harga cabai rawit merah di Pasar Palangkaraya, Kalimantan Tengah, saat ini masih tinggi berkisar Rp 90 ribu-Rp 120 ribu per kilogram (kg). Padahal, harga normal hanya sekitar Rp 60 ribu-Rp 80 ribu per kg.

Tingginya harga cabai ini selain karena musim hujan yang tinggi sehingga menimbulkan gagal panen, juga akibat jalur distribusi yang masih dikuasai sekelompok orang atau mafia cabai.

"Di kalangan petani itu harganya hanya berkisar antara Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per kg. Namun ketika dilempar ke pasaran harganya melonjak hingga Rp 120 ribu per kg," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan Kalteng Tute Lelo, di Palangkaraya, Rabu (18/1/2017). 

Dia menilai naiknya harga cabai lebih banyak disebabkan alur distribusi yang hingga saat ini masih dikuasai para broker atau para mafia cabai.

Oleh sebab itu, sebagai upaya menstabilkan harga cabai dalam jangka pendek, Pemda bekerja sama dengan Bulog Kalteng melakukan operasi pasar cabai yang stok barangnya dikirim langsung dari Jawa.

"Karena itu kita mengharapkan seharusnya pemerintah itu memiliki dana talangan yang gunanya bila ada kenaikan bahan pokok kita bisa langsung melakukan operasi pasar dengan dana itu. Toh uang tidak hilang, kok," dia menjelaskan.

Sementara untuk jangka panjang, pada tahun ini Pemprov Kalteng membuka areal untuk menanam cabai seluas 300 Ha yang tersebar di sembilan kabupaten. "Kita mendapatkan alokasi dana sharing dari APBN untuk pengembangan cabai sebanyak Rp 8 miliar," katanya.

Pedagang berdalih kenaikan harga ini sudah terjadi di tingkat distributor. Akibat lonjakan harga ini, para pedang mengaku rugi karena pembeli mulai mengurangi mengkonsumsi cabai.

Dari pantauan di Pasar Kahayan Palangkaraya, sejumlah pedagang mengaku kesulitan menjual cabai dalam jumlah banyak. Ini karena mulai berkurangnya pembelian.

Napsiah (40), pedagang sayur, mengaku akibat kenaikan harga cabai, menghabiskan 1 kg saja sangat sulit per hari. Sebelumnya, dia mampu menjual 2-3 kg per hari. "Dampak kenaikan harga ini sudah kami rasakan," katanya. (Rajana K/nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini