Sukses

The Fed Bikin Nilai Tukar Rupiah Tertekan

Ada spekulasi bank sentral Amerika Serikat akan menaikkan lebih cepat suku bunga menekan laju nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung tertekan beberapa hari terakhir. Nilai tukar rupiah kini berada di kisaran Rp 13.400 per dolar AS. Padahal, rupiah sempat berada di kisaran Rp 13.000 per dolar AS.

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2016. Pelaku pasar meyakini kenaikan suku bunga akan semakin cepat.

"Jadi memang terkait dengan potensi kenaikan suku bank Bank Sentral Amerika, probability atau peluangnya cukup besar dilakukannya bulan Desember. Kalau dilihat dari survei atau polling beberapa lembaga AS sana," jelas dia di Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Dia mengatakan, pelemahan rupiah juga terkena imbas dari Trump Effect. Menurut dia, terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS memberikan ekspektasi jika kondisi perekonomian AS membaik.

"Jadi seiring kemenangan Trump kalau kita lihat, potensi inflasi AS meningkat, potensi pertumbuhan ekonomi di AS juga semakin menguat. Jadi saat ini market yang lebih diincar adalah dari AS," jelas dia.

Dia menuturkan, kondisi dalam negeri sebenarnya masih positif. Hal tersebut dilihat dari posisi pertumbuhan ekonomi serta dari cadangan devisa.

Namun memang, dia menuturkan kondisi rupiah dipengaruhi kondisi stabilitas keamanan dan politik di dalam negeri. Sebagaimana diketahui, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) akan menggelar aksi demonstrasi pada 2 Desember 2016 mendatang.

"Sedikit banyak iya, karena kalau kita lihat memang secara general investor melihat dari sisi makro ekonomi. Kemudian stabilitas pemerintah dan politik," ungkap dia.

Analis Pasar Uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan, demo yang terus berlangsung di dalam negeri memberi persepsi yang tidak baik pada pelaku pasar.

"Pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen dalam negeri dan eksternal. Sehingga, pelaku pasar keuangan berharap demo berjalan dengan damai, kalau anarkis bisa memperparah keadaan," ujar dia.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa sore, posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.443. Sepanjang hari ini rupiah berada di kisaran 13.380-13.460.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini