Sukses

Harga Minyak Kian Tenggelam di Akhir Pekan

Harga minyak makin tersungkur setelah Badan Energi Internasional (EIA) memperkirakan melemahnya permintaan di 2015.

Liputan6.com, New York - Harga minyak makin tersungkur setelah Badan Energi Internasional (EIA) memperkirakan melemahnya permintaan di 2015.

IEA, sebuah konsultan untuk 29 negara, mengatakan ketersediaan pasokan dan permintaan minyak akan mengambil waktu untuk menanggapi penurunan tajam harga minyak.

Dilansir dari BBC News, Sabtu (13/12/2014), harga minyak mentah Brent jatuh ke bawah US$ 63 per barel, harga terendah sejak Juli 2009. Harga Brent turun US$ 1,83 ke US$ 61,85 per barel. Sementara itu, minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun US$ 2,14 ke US$ 57,81 per barel, terendah sejak Mei 2009.

IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun depan sebesar 230 ribu barel per hari (bph) menjadi 900 ribu bph dengan perkiraan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah di Rusia dan negara-negara pengekspor minyak lainnya.

Harga minyak telah menurun tajam sejak Juni karena melambatnya pertumbuhan permintaan dan booming  shale oil di AS yang meningkat pasokan.

"Harga terus terjun bebas pada November hingga awal Desember," ungkap IEA.

Akar penyebab penurunan harga adalah lonjakan pasokan minyak dari negara non-OPEC dan perlambatan pertumbuhan permintaan ke posisi terendah lima tahun. Diperkirakan meningkatnya pasokan dari negara non-OPEC akan menambah membanjirnya stok minyak global. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.