Sukses

Mendag Jamin Harga Ayam & Telur Tak Seperti Roller Coaster

Lonjakan harga daging ayam dan telur ayam, merupakan upaya sengaja dari Kemendag supaya tak terjadi kebangkrutan massal.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku beberapa bahan pangan mengalami kenaikan harga cukup tinggi di 30 hari menjelang pelaksanaan Ramadan. Bahan pangan itu antara lain, telur ayam dan bawang merah.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi melaporkan peningkatan harga yang terjadi di sejumlah bahan pangan pokok menjelang puasa dan lebaran kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung (CT).

"Bahan pangan yang punya tingkat kenaikan cukup tinggi, yakni daging ayam, telur ayam, bawang merah dan bawang putih. Kenaikan harga tertinggi untuk telur ayam lebih dari 10 persen dan bawang merah sampai 15 persen," terang dia usai Rakor Stabilitas Harga Pangan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (10/6/2014).

Sementara lonjakan harga daging ayam dan telur ayam, kata Lutfi, merupakan upaya sengaja dari Kemendag supaya tak terjadi kebangkrutan massal.

"Harga bawang merah memang tinggi tapi masih di bawah harga referensi yaitu sebesar Rp 25.700 per kilogram (kg). Harga hari ini sekitar Rp 21 ribu-Rp 24 ribu per kg meski stok cukup dan terjadi panen," terangnya.

Dia optimistis, harga bahan pangan itu kembali normal menjelang puasa menyusul penurunan harga yang terjadi untuk komoditas cabai merah, cabai keriting dan cabai rawit sampai di bawah 10 persen. Merosotnya harga tersebut karena pasokan melimpah akibat panen.

"Stok bagus, kami menjaga agar tidak terjadi harga naik turun seperti roller coaster seperti tahun lalu yang mencapai 5 persen-10 persen sebelum puasa dan 30 hari sebelum idul fitri," cetus Lutfi.

Sementara Menko Perekonomian CT mengaku, harga daging ayam dan telur ayam sudah di desain oleh Kemendag dan Kementerian Pertanian supaya harga stabil di masa akan datang.

"Harga daging dan telur ayam seperti roller coaster. Ada bulan di mana petani dan peternak merugi, ada bulan-bulan yang mengambil keuntungan. Saat untung untuk menutup kerugian," tutur dia.

Untuk itu, kata CT, telah disepakati harga lebih stabil namun peternak untung namun tak berlebihan supaya konsumen tak memberatkan sehingga harga daging ayam dan telur ayam relatif lebih stabil dalam beberapa bulan terakhir ini. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.