Sukses

AS Jatuhkan Sanksi Ekonomi Baru Buat Rusia

Awal pekan ini, Presiden AS Barack Obama kembali menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi baru pada 17 perusahaan dan 7 pejabat tinggi Rusia.

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) memang tak pernah main-main dengan ancaman dan peringatannya. Awal pekan ini, Presiden AS Barack Obama kembali menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi baru pada 17 perusahaan yang terhubung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan tujuh pejabat tinggi di sana.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/4/2014), ini merupakan babak baru penjatuhan sanksi AS menyusul aksi perebutan Crimea bulan lalu dari Ukraina.

Sejauh ini, pria bersenjata di kawasan timur Ukraina masih memberikan rasa tidak nyaman pada masyarakat khususnya di kawasan Donetsk dan Luhansk.

AS menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi baru pada Putin guna menghentikan serangkaian taktik perang dinginnya menyusul bentrok yang lebih keras di bagian timur Ukraina.

Salah satu dari tujuh pengusaha yang dikenai sanksi pembekuan aset dan larangan visa adalah sahabat Putin, Igor Sechin.

Meski demikian, Obama juga menerima kritik keras karena menerapkan sanksi tersebut pada pimpinan perusahaan minyak raksasa RosN.MM yang mengatakan, langkah tersebut berpotensi merugikan AS.

Para petinggi pemerintah di Gedung Putih mengatakan, sanksi AS tersebut memang ditujukan pada kroni-kroni Putin. Tujuh orang termasuk Sechin harus bersiap menerima larangan penggunaan visa dan pembekuan berbagai aset AS yang dimilikinya.

Keenam orang lainnya adalah, Sergei Chemezov, pimpinan Rostec, perusahaan produk-produk berteknologi tinggi milik Rusia, pimpinan Crimea baru Oleg Belavencev, Wakil Perdana Menteri Russian Federation Dmitry Kozak, Direktur Layanan Protektif Federal Rusia Evgeniy Murov, Wakik Perusahaan Duma, Aleksei Pushkov, dan penasehat Putin Vyacheslav Volodin.

17 perusahaan yang terkait dengan Putin juga disebut sebagai lembaga yang akan dikenai sanksi ekonomi serupa. Meski demikian perusahaan minyak Rusia yang dekat dengan Putin, Gazprom tidak menjadi target sanksi baru AS.

"Tujuannya bukan untuk menyerang Putin secara personal. Tujuan sanksi ekonomi ini adalah untuk mengubah perhitungan estimasi kerugian Rusia karena mempertahankan aksinya menyerang Ukraina. Mereka harus tahu, penyerangan tersebut dapat berdampak panjang bagi perekonomian Rusia," tutur Obama.

AS juga akan menahan izin ekspor sejumlah item berteknologi tinggi yang berpotensi meningkatkan kemampuan militer Rusia. Pemerintah AS juga mengubah sejumlah regulasi demi mendukung sanksi tersebut.

Tak hanya AS, Uni Eropa juga telah menambahkan 15 warga Rusia dan Ukraina yang masuk daftar hitam di kawasan bisnisnya. Uni Eropa berencana mengumumkannya hari ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.