Pangeran Hans-Adam II, Raja Kaya Raya dari Negeri Liliput

Liechtenstein, salah satu negara di kawasan Eropa. Kerajaan ini memang berwilayah kecil seperti julukan liliput namun rajanya sangat kaya.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 20 Sep 2013, 13:20 WIB

Liechtenstein, salah satu negara di kawasan Eropa ini dipimpin oleh salah satu raja terkaya dunia. Kerajaan ini memang berwilayah kecil seperti julukan liliput namun rajanya sangat kaya raya.

Memiliki bank swasta warisan keluarga dan sejumlah investasi besar, harta kekayaan Pangeran Hans-Adam II berjumlah sekitar US$ 4 miliar atau setara  Rp 43,3 triliun.

Besar di istana kerajaan, tak menghalangi sang pangeran untuk bergaul dengan rakyat biasa. Saat masih kanak-kanak Pangeran Hans-Adam II terkenal sangat aktif bahkan pernah menjadi anggota pramuka di sekolah dasarnya.

Pangeran Hans-Adam memiliki ketertarikan yang sangat besar di bidang ekonomi. Sebelum melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi, dia sempat magang di sebuah bank di London. Tak perlu khawatir soal berkomunikasi, sang pangeran mampu berbicara tiga bahasa asing selain Jerman yang merupakan bahasa aslinya.

Saat ini meski masih mejabat sebagai orang nomor satu di Liechtenstein, dia mulai melakukan transisi kepemimpinan pada anak sulungnya. Putra Mahkota Alois mulai melakukan sejumlah tugas kerajaan.

Bagaimana kisah pangeran yang lahir tepat di hari Valentine ini menjalankan pemerintahannya?

Pangeran Hans Adam II aktif sebagai anggota pramuka

Johannes Adam Ferdinand Alois Josef Maria Marko d'Aviano Pius atau akrab dikenal dengan sebutan Pangeran Hans-Adam II lahir di hari valentine pada 1945 di Zurich, Swiss. Dia merupakan putra sulung dari pasangan Franz Joseph II dan sang istri Georgina von Wilczek.

Nama Hans Adam merupakan gelar yang diturunkan dari Pangeran Johann (Hans) Adam I yang memerintah sejak 1699 hingga 1712.

Pangeran Hans-Adam II tumbuh bersama dua adik laki-laki dan satu adik perempuannya di Kastil Vaduz (Vaduz Castle). Kastil tersebut merupakan rumah keturunan keluarga. Meski berperan sebagai anggota kerajaan, tapi anak-anak kerajaan ini tak pernah diasingkan dari masyarakat.

Para putri dan pangeran ini bebas bergaul dengan penduduk sekitar. Pangeran Hans-Adam II bahkan aktif sebagai anggota pramuka di Vaduz. Dia sering ikut kemah dan berbagai aktivitas lainnya.

Mahir Tiga Bahasa Asing

Pada 1956, Pangeran Hans-Adam II melanjutkan studinya ke sekolah menengah pertama di Schottengymnasium yang berlokasi Wina, Austria. Langkah ini persis mengikuti jejak sang ayah. Pada 1960 dia melanjutkan studinya di Grammar School di Zuoz, Swiss.

Pangeran Hans-Adam II lulus dari Grammar School pada 1965 dengan gelar diploma dari Swiss dan sertifikat Abitur Jerman. Dia lalu bekerja di sebuah bank di London sebagai trainee. Selain Jerman sebagai bahasa ibu, dia juga mahir berbicara menggunakan bahasa Inggris, Perancis dan Italia.

Tak lama setelah magang singkat di salah satu bank di London, di tahun yang sama Pangeran Hans-Adam II melanjutkan studinya di University of St. Gallen, Swiss. Setelah menuntut ilmu selama empat tahun, dia lulus dengan baik pada 1969.

Sebagai putra mahkota, Pangeran Hans-Adam II sangat tertarik dengan pengembangan prinsip-prinsip ekonomi dan keuangan serta hubungannya dengan berbagai negara lain. Ketertarikannya membuat dia terpilih menjadi kepala badan amal kerajaan Prince of Liechtenstein Foundation. Masa jabatannya di posisi tersebut cukup lama dari 1970 hingga 1984.

Tak mau gabung dengan Uni Eropa

Pada 1972, sang ayah mempercayakan dia mengelola seluruh aset dan properti kerajaan sejalan dengan tugasnya sebagai kepala Prince of Liechtenstein Foundation. Kemampuannya memang tak bisa diragukan lagi, dia pun sukses menjalankan tugas tersebut.

Melihat kesuksesan sang anak, Pangeran Josef  menyerahkan otoritas eksekutif terbesarnya pada sang anak.

Pada 1984, setelah 45 tahun masa kepemimpinan sang ayah, Pangeran Hans-Adam II ditunjuk menjadi wakil tetap pemerintahannya. Setelah ayahnya wafat, tahta kerajaan jatuh ke tangan Prince Hans-Adam II pada 13 November 1989.

Sebelum melanjutkan pemerintahan sang ayah yang tercatat paling lama di  Liechtenstein, Pangeran Hans-Adam II mengajukan kebijakan asing independen bagi negaranya. Hal ini guna mempererat hubungan negara dengan berbagai negara lain di dunia.

Meski sering mengungkapkan pentingnya persatuan negara-negara Eropa, tapi dia tak mau negaranya bergabung dengan Uni Eropa. Hal ini karena Pangeran Hans-Adam II merupakan pemimpin yang taat pada tradisi politik dan ekonomi independen.

Namun di bawah kepemimpinannya,  Liechtenstein  telah bergabung dengan PBB (1990), Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (European Free Tread Asssociation) pada 1991, European Economic Area (EEA) pada 1995 dan Organisasi Perdaganga Dunia (World Trade Organization) pada 1995.

Pimpinan kerajaan terkaya dunia

Liechtenstein merupakan dinasti kenegaraan paling kaya dibandingkan negara kerajaan lainnya di kawasan Eropa. Kekayaannya diperoleh berkat kepemilikan sejumlah lahan, bank swasta, dan investasi yang ekstensif.

Sebagai orang nomor satu di Liechtenstein, Pangeran Hans-Adam II memiliki bersama dengan tiga saudara kandung dan anak-anaknya mengelola 100% saham bank LGT.  Bank tersebut merupakan usaha warisan keluarga.

Pangeran Hans Adam II sebagai pemilik perusahaan perbankan LGT ini memiliki kekayaan mencapai US$ 4 miliar atau setara Rp 43,3 triliun.  Tak heran dia dinobatkan sebagai salah satu raja terkaya di dunia.

Dia juga terkenal sangat mencintai seni. Terbukti pangeran Hans-Adam II memiliki sejumlah koleksi karya seni yang dipajang di sebuah museum umum di Vaduz dan Wina, Austria.

Para anggota kerajaan ini juga diperkirakan berinvestasi sebesar US$ 1,4 miliar pada Princely Fund dan mendirikan bank baru pada 1998. Strategi investasi yang diterapkan Pangeran Hans-Adam II juga membawa guyuran rezeki bagi diri dan keluarganya. Tak heran laba pendapatan negaranya mencapai 486%.

Sang pangeran juga memiliki salah satu lahan terbesar di Austria dengan luas 20 ribu hektare (ha). Lahan tersebut digunakan untuk memproduksi kayu, perburuan, lahan pancing, dan pengembangan komoditas lainnya.

Persiapkan Putra Mahkota Alois

Pada 30 Juli 1967, Pangeran Hans-Adam II melepas masa lajang dengan menikahi saudara sepupunya Marie Aglae. Dari pernikahannya, pasangan yang langgeng ini dianugerahi tiga putra dan satu putri.

Ketiga putra Pangeran Hans-Adam II masing-masing adalah Pangeran Alois, Pangeran Maximilian Nikolaus Maria dan Pangeran Constantin Ferdinand Maria. Sementara sang putri bungsu diberi nama Tatjana Nora Maria.

Sementara itu, sejak 2004 lalu, hari demi hari dia mulai mengalihkan sejumlah tugasnya pada Putra Mahkota Alois. Sebagai anak sulung,  Alois pasti melanjutkan kepemimpinannya di kerajaan.

Meski sudah melakukan transisi ke generasi berikutnya, tapi secara resmi, Pangeran Hans-Adam II masih merupakan pimpinan utama Liechtentein.

Mengenang kepemimpinannya, sejumlah buku diterbitkan. Pada 2009, buku berjudul 'The State in the Third Millennium' diluncurkan. Setahun kemudian buku yang sama diterbitkan dengan bahasa Jerman berjudul 'Der Staat im dritten Jahrtausend'. Tak hanya itu, buku dalam terjemahan bahasa lain juga tengah digarap saat ini. (Sis/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya