Geser China, AS Kini jadi Mitra Dagang Utama Jerman Senilai Rp 1 Kuadriliun

Angka perdagangan Jerman dengan AS mencapai 63 miliar euro atau Rp. 1 kuadriliun dari bulan Januari hingga Maret 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Mei 2024, 18:18 WIB
Orang-orang menelusuri pakaian yang dijual di dalam Grand Central Market di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat kini menggeser posisi China sebagai mitra dagang utama Jerman pada kuartal pertama 2024.

Hal itu terlihat dari data resmi dari kantor statistik Jerman.

Mengutip US News, Jumat (10/5/2024) perdagangan Jerman dengan AS, yang mencakup gabungan ekspor dan impor mencapai 63 miliar euro atau setara Rp. 1 kuadriliun pada periode Januari hingga Maret 2024.

Sedangkan angka perdagangan Jerman dan China hanya di bawah 60 miliar euro.

Pada tahun 2023 lalu, China menjadi mitra dagang utama Jerman selama delapan tahun berturut-turut, dengan volume mencapai 253 miliar euro, meskipun jumlah tersebut hanya beberapa ratus juta lebih tinggi dari AS.

"Ekspor Jerman ke AS kini semakin meningkat karena kuatnya perekonomian di sana, sementara ekspor ke dan impor dari China telah menurun,” kata ekonom Commerzbank, Vincent Stamer.

"China telah meningkatkan jenjang rantai nilai dan semakin memproduksi barang-barang yang lebih kompleks, yang biasanya diimpor dari Jerman," bebernya.

"Selain itu, perusahaan-perusahaan Jerman semakin banyak memproduksi secara lokal dibandingkan mengekspor barang dari Jerman ke China," tambah dia. 

Jerman Ingin Kurangi Perdagangan dengan China

Sebelumnya, Jerman mengatakan pihaknya ingin mengurangi perdagangan dengan China, karena perbedaan politik dan menuduh Beijing dalam pengumuman strategi pertamanya tahun lalu sebagai “praktik yang tidak adil".

Namun Jerman masih belum menjelaskan secara jelas mengenai langkah-langkah kebijakan untuk mengurangi ketergantungan perdagangan dengan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

 

2 dari 3 halaman

Dipicu Pelemahan Kinerja Ekonomi

uah bus wisata terlihat di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan (22/10/2020). Shenzhen pada Kamis (22/10) meluncurkan tiga jalur bus wisata bagi wisatawan, yang masing-masing menampilkan budaya, teknologi, dan pemandangan malam kota tersebut. (Xinhua/Mao Siqian)

Juergen Matthes, dari lembaga ekonomi Jerman IW mengungkapkan bahwa impor barang Jerman dari China turun hampir 12% secara tahunan pada kuartal pertama 2024, sementara ekspor barang Jerman ke China turun lebih dari 1%.

"Fakta bahwa perekonomian China berkinerja lebih buruk dari perkiraan banyak orang, sementara perekonomian AS melebihi ekspektasi, mungkin berkontribusi terhadap hal ini," kata Matthes.

AS kini menyumbang sekitar 10% ekspor barang Jerman. Sedangkan pangsa China telah turun menjadi kurang dari 6%, kata Matthes.

 

3 dari 3 halaman

Pelemahan Akan Berlanjut?

Pelanggan menelusuri kios makanan di dalam Grand Central Market di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi Amerika Serikat (AS) pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

"Dengan tantangan ekonomi global yang jelas terhadap model ekonomi Jerman, sebuah reorientasi yang juga bermotif geopolitik tampaknya sedang terjadi: menjauh dari saingan sistem China dan menuju mitra transatlantik AS,” tambahnya.

Namun, tidak diketahui jelas apakah siklus ini akan terus berlanjut.

"Jika pemerintahan Gedung Putih berubah setelah pemilu AS pada bulan November dan bergerak lebih ke arah penutupan pasar, proses ini bisa terhenti," kata Dirk Jandura, presiden asosiasi perdagangan BGA.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya