Kemlu AS Setujui Penjualan 31 Drone Bersenjata ke India

Persetujuan itu datang pada saat AS meminta India meningkatkan kerja sama dengan strategi Indo-Pasifik AS, yang sebagian besar berfokus pada melawan pengaruh China di wilayah tersebut.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Feb 2024, 08:12 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara saat pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (1/2/2024) menyetujui penjualan drone dan peralatan militer senilai hampir USD 4 miliar ke India yang dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan dan pengawasan maritimnya.

Persetujuan itu datang pada saat Washington meminta New Delhi meningkatkan kerja sama dengan strategi Indo-Pasifik AS, yang sebagian besar berfokus pada melawan pengaruh China di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri AS telah memberi tahu Kongres tentang persetujuan penjualan senilai USD 3,99 miliar yang akan mencakup 31 drone bersenjata MQ-9B SkyGuardian, 170 rudal Hellfire, 310 bom berdiameter kecil, dan material pendukung terkait.

"Usulan penjualan ini akan mendukung kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional AS dengan membantu memperkuat hubungan strategis AS-India dan meningkatkan keamanan mitra pertahanan utama yang terus menjadi kekuatan penting bagi stabilitas politik, perdamaian, dan kemajuan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik dan Asia Selatan," sebut Kementerian Luar Negeri AS, seperti dilansir AP, Sabtu (3/2).

"Hal ini akan meningkatkan kemampuan India untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan memungkinkan pengawasan tak berawak dan patroli pengintaian di jalur operasi laut."

Selain itu, Kementerian Luar Negeri AS menambahkan, "India telah menunjukkan komitmen untuk memodernisasi militernya dan tidak akan mengalami kesulitan dalam menyerap ... ke dalam angkatan bersenjatanya."

2 dari 3 halaman

Menandakan Kemajuan

Prajurit Angkatan Darat AS dari Brigade ke-2 Divisi Lintas Udara ke-11 bersama tentara India berpartisipasi dalam latihan pembunuhan target saat latihan bersama Indo-US atau Yudh Abhyas di Auli, Uttarakhand, India, 29 November 2022. Latihan tahunan yang dimulai sejak dua minggu lalu ini bertujuan untuk bertukar praktik terbaik, taktik, teknik, dan prosedur. (AP Photo/Manish Swarup)

Persetujuan yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri AS pada Kamis tidak berarti kesepakatan merupakan hal yang pasti, namun menunjukkan kemajuan sering dengan upaya AS yang terus membujuk India agar tidak membeli peralatan militer Rusia.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri AS disebut juga menandakan kesepakatan ini kemungkinan besar telah menyelesaikan satu hambatan, yakni disetujui oleh para pemimpin komite Kongres AS.

Senator Ben Cardin, seorang Demokrat yang mengetuai Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengatakan dia telah mengakhiri penundaan persetujuan perjanjian tersebut setelah pemerintahan Joe Biden setuju menyelidiki sepenuhnya plot pembunuhan warga India di wilayah AS.

"Pemerintahan (Biden) telah menuntut adanya penyelidikan dan akuntabilitas sehubungan dengan plot pembunuhan di AS," kata Cardin.

3 dari 3 halaman

Masih Sewa

Ilustrasi Pentagon. (AFP/Saul Loeb)

Pentagon mengungkapkan saat ini, India menyewa beberapa MQ-9B sebagai bagian dari operasi pengumpulan intelijen.

Ada pun General Atomics Aeronautical Systems akan menjadi kontraktor utama pembelian.

Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya