BEI Kembali Gembok Perdagangan Saham SHID Usai Harganya Lanjut Ngegas

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham SHID di pasar regular dan pasar tunai.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Jan 2024, 12:23 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi perdagangan saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi perdagangan saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). Penghentian sementara perdagangan atau suspensi seiring kenaikan harga kumulatif yang signifikan.

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham SHID, dalam rangka cooling down BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SHID pada perdagangan tanggal 23 Januari 2024,” mengutip pengumuman BEI, Sabtu (13/1/2024).

Penghentian sementara perdagangan saham SHID dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SHID.

Melansir data RTI, saham SHID masih berada pada zona merah sebelum naik signifikan pada 4 Januari 2024 dengan kenaikan 24,60 persen ke posisi 785. Sejak saat itu, saham SHID konsisten capai auto reject atas (ARA), hingga penutupan Kamis, 11 Januari 2024 saham SHID berada pada posisi 2.380. Buntut dari ARA beruntun selama 4-11 januari 2023, Bursa melakukan suspensi pada 12 Januari 2023.

Namun, suspensi dibuka pada 15 Januari 2024. Saat itu, saham SHID sempat terkoreksi 25 persen. Koreksi berlanjut pada 16 Januari 2024 sebesar 24,93 persen, membawa saham SHID ke posisi 1.340. Saham SHID konsisten berada di zona hijau hingga perdagangan Senin, 22 Januari 2024.

Pada perdagangan senin, saham Hotel Sahid Jaya Internationalditutup naik 10,20 persen ke posisi 2.700. Dalam sepekan, saham SHID naik 101,49 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham SHID naik 315,38 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham SHID naik 16,88 persen.

 

 

2 dari 4 halaman

ARA Melulu, Bursa Gembok Saham Hotel Sahid Jaya

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). Penghentian sementara atau suspensi kenaikan harga kumulatif yang signifikan.

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham SHID, dalam rangka cooling down BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SHID pada perdagangan tanggal 12 Januari 2024,” mengutip pengumuman Bursa, Sabtu (13/1/2024).

Penghentian sementara perdagangan saham SHID dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SHID.

Melansir data RTI, saham SHID betah mengarungi zona merah sebelum naik signifikan pada 4 Januari 2024 dengan kenaikan 24,60 persen. Sejak saat itu, saham SHID konsisten capai auto reject atas (ARA), hingga penutupan Kamis, 11 Januari 2024 saham SHID berada pada posisi 2.380.

Buntut dari ARA beruntun itu, saham SHID naik 142,86 persen dari posisi 980 pekan lalu, menjadi top gainers Bursa sepekan terakhir. Namun dalam satu tahun terakhir, harga saham SHID masih terkoreksi 2,86 persen. Sebelumnya, Bursa memantau pergerakan saham SHID akibat penurunan harga saham SHID di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada akhir tahun lalu.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, BEI mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

3 dari 4 halaman

Bursa Pelototi Saham Hotel Sahid Jaya International dan Satria Antaran Prima

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) dan PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). Hal itu menyusul terjadinya peningkatan harga saham SAPX dan penurunan harga saham SHID di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Merujuk data RTI, saham SAPX naik 7,80 persen ke posisi 1.175, melanjutkan penguatan 24,57 persen pada perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan, harga saham SPAX naik 71,13 persen. Dalam satu tahun terakhir, saham SPAX naik 49,38 persen. Sementara, saham SHID terpantau konsisten di zona merah.

Pada perdagangan hari ini, saham SHID terkoreksi 3,03 persen ke posisi 640, melanjutkan pelemahan 2,22 persen pada perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan, saham SHID terkoreksi 12,93 persen.  Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham SHID turun 73,33 persen.

"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham SAPX dan SHID, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/12/2023).

Sehubungan dengan kondisi tersebut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

4 dari 4 halaman

BEI Pantau Saham Diamond Citra Propertindo

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA). Hal itu menyusul terjadinya penurunan harga yang tidak wajar pada saham DADA di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham DADA tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/1/2024).

Melansir data RTI, saham DADA ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen pada perdagangan hari ini, Jumat 12 Januari 2024. Dalam sepekan, saham DADA terkoreksi 25 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham DADA amblas 88 persen.

Pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Lebih lanjut, BEI mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa.

Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya