Kata Konsumen Soal Produk Rokok Elektrik, Benarkan Lebih Aman?

Asosiasi konsumen mendukung perbaikan kualitas kesehatan publik melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Des 2023, 10:15 WIB
Asosiasi konsumen mendukung perbaikan kualitas kesehatan publik melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin. (Foto: Awan Harinto)

 

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi konsumen mendukung perbaikan kualitas kesehatan publik melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.

Profil dari produk tembakau alternatif telah terbukti secara kajian ilmiah lebih rendah risiko dibandingkan rokok, sehingga layak dimaksimalkan untuk menekan prevalensi merokok di Indonesia.

Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan, menjelaskan produk tembakau alternatif dapat membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya merokok.

Produk ini dapat menghantarkan nikotin bagi perokok dewasa tanpa harus harus terpapar zat-zat berbahaya ketimbang terus merokok. Hal ini dikarenakan produk tembakau alternatif menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau.

Manfaat Kesehatan

“Penggunaan produk tembakau alternatif yang memiliki profil risiko lebih rendah dapat memberikan manfaat kesehatan publik yang signifikan jika dimaksimalkan. Produk tersebut membantu perokok dewasa beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko, yang dapat mengurangi risiko penyakit terkait kebiasaan merokok,” jelas Paido, dikutip Sabtu (16/12/2023).

Hasil kajian ilmiah bertajuk “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018” dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial atau UK Health Security Agency (UKHSA) di Inggris, menunjukkan produk tembakau alternatif memiliki risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Selain lebih rendah risiko, produk tembakau alternatif juga terbukti dua kali lebih efektif dibandingkan terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapies) dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokok. Hasil penelitian tersebut menjadi landasan bagi negara Swedia, Inggris, Selandia Baru, dan Jepang untuk memaksimalkan penggunaan produk tembakau alternatif.

 

2 dari 3 halaman

Informasi yang Akurat

Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Sebagai asosiasi konsumen, Paido menilai akses terhadap informasi yang akurat tentang produk tembakau alternatif berperan penting dalam memberikan pemahaman yang komprehensif kepada masyarakat.

Hal ini termasuk memastikan label produk yang jelas, mendukung penelitian ilmiah independen, serta menciptakan kampanye edukasi yang baik terkait manfaat beralih ke produk tembakau alternatif.

“Sebagai upaya mewujudkan akses informasi yang terbuka, kami berharap bisa bekerja sama secara aktif dengan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya untuk memfasilitasi penyediaan informasi yang akurat dan obyektif mengenai manfaat produk tembakau alternatif kepada masyarakat,” tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Kajian Ilmiah

Seorang pria meneteskan cairan vape atau rokok elektronik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (12/11/2019). Pemerintah melalui BPOM mengusulkan pelarangan penggunaan rokok elektrik dan vape di Indonesia, salah satu usulannya melalui revisi PP Nomor 109 Tahun 2012. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri, juga menyatakan pendapatnya mengenai pentignya sosialisasi dan kajian ilmiah tentang produk tembakau alternatif yang lebih masif.

Tak hanya dari asosiasi konsumen, pemerintah dan berbagai pihak terkait pun perlu terlibat. Upaya tersebut sangat penting bagi masyarakat yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.

“Kami berharap produk tembakau alternatif bisa menjadi pilihan perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok. Informasi dan riset-riset yang ada bisa membantu masyarakat untuk semakin mengetahui produk tersebut mulai dari manfaat sampai risikonya,” ujar Johan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya