Kisah Istri Pemadam Kebakaran di China: Rindu Ucapan I Love You dari Suami yang Menderita Kerusakan Otak

Sang suami didiagnosis menderita ensefalopati toksik setelah menghirup banyak asap selama misi penyelamatan pada Maret 2023.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 18 Nov 2023, 20:40 WIB
ilustrasi petugas pemadam kebakaran. (iStockphoto)

Liputan6.com, Beijing - Istri dari seorang petugas pemadam kebakaran di China mengungkapkan harapan besarnya; suaminya dapat segera mengatakan "I love you".

Ku Xuehui (30) didiagnosis menderita ensefalopati toksik setelah menghirup banyak asap selama misi penyelamatan pada Maret 2023. Dokter mengatakan bahwa fungsi otaknya menurun pada level anak usia tiga tahun.

Berasal dari Provinsi Hebei di China utara, dalam misi pada Maret, Ku Xuehui memadamkan api di perumahan yang disebabkan oleh ledakan kendaraan listrik. Seorang warga pun memintanya menyelamatkan putrinya yang sendirian di lantai tiga rumahnya.

Ku Xuehui mendapati anak perempuan itu terperangkap di kamar tidur dan dia memberinya masker gas demi memastikan anak tersebut tidak menghirup lebih banyak gas beracun.

Istri Ku Xuehui, Sun Lei, menuturkan bahwa suaminya terlihat baik-baik saja setelah misi penyelamatan itu. Namun, ternyata secara bertahap, Ku Xuehui menunjukkan gangguan kognitif.

Dia mulai kesulitan bicara dan menggerakkan tubuhnya, serta kondisinya semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Pasangan itu kemudian pergi ke dokter dan harus menghadapi kenyataan bahwa Ku Xuehui mungkin tidak akan pernah sembuh.

Namun, selalu ada secercah harapan. Dokter mengatakan kepada Sun Lei bahwa mereka mungkin akan melihat keajaiban dengan perawatan 24/7 dan nutrisi yang cukup.

"Kita sepakat untuk menua bersama. Kenapa kamu tiba-tiba menjadi muda lagi?" kata Sun seperti dilansir SCMP, terpukul dengan kenyataan yang mesti dihadapinya.

2 dari 3 halaman

Pengorbanan Sang Anak

Potret Ku Xuehui bersama Sun Lei dan buah hati mereka Ku Bozun. (Dok. Douyin via SCMP)

Bersama dengan putranya berusia 12 tahun, Ku Bozun, Sun Lei setia mendampingi Ku Xuehui menjalani rehabilitasi dan mencoba mendapatkan kembali fungsi mentalnya.

Sun Lei dengan sabar mengajarinya membaca dan menghitung angka menggunakan buku yang digunakan untuk putra mereka. Dia mengabadikan rutinitasnya tersebut dengan menggunggahnya di akun media sosial miliknya, yang semula dia buat untuk mendokumentasikan pertumbuhan putra mereka.

Satu-satunya kata yang saat ini bisa dirangkai Ku Xuehui adalah nama putranya. Sementara itu, Sun Lei mengisahkan bahwa dulu sesibuk apapun Ku Xuehui dengan pekerjaannya, dia tidak pernah melewatkan hari tanpa mengatakan "I love you".

Putra Sun Lei dan Ku Xuehui baru masuk sekolah menengah tahun ini. Dia memilih tinggal di asrama agar ibunya bisa fokus merawat ayahnya.

3 dari 3 halaman

Legawa

Ilustrasi Kebakaran. (Pexels/Pixabay)

Ku Xuehui tidak memiliki saudara kandung yang dapat membantu Sun Lei, namun regu pemadam kebakaran telah mengirimkan anggota tim setiap hari untuk meringankan tugasnya.

Putranya juga tinggal di rumah untuk membantu merawat ayahnya selama liburan musim panas. Dia membantu ayahnya menjalani rehabilitasi, termasuk membasuh dan memijat kakinya.

"Ayah saya sering melakukannya terhadap saya ketika saya masih kecil. Sekarang giliran saya," kata anak laki-laki itu.

Ku Bozun pun terus-menerus menguatkan ibunya dengan mengatakan, "Jangan khawatir, ayah akan pulih."

Dalam wawancaranya dengan Hongxing News pada November, Ku Bozun menunjukkan kedewasaan melebihi usianya.

"Jika ayah tidak dapat pulih maka kami harus menerimanya," ujarnya.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya