Nekat Beli Kopi Jelang Boarding, Istri Ditinggal Naik Pesawat Suami

Harga secangkir kopi Starbucks ini sangat mahal jika sang pria sampai kehilangan pernikahannya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 14 Sep 2023, 16:30 WIB
Ilustrasi bandara. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, East Cost - Gara-gara secangkir kopi Starbucks, rencana penerbangan sepasang suami istri ini berantakan dan jadi sorotan. Sebab kisah mereka dipublikasi via subreddit Two Hot Takes yang kemudian dikutip banyak media.

Dalam kisah yang salah satunya dikutip dari New York Post, Kamis (14/9/2023), sang suami menceritakan telah  meninggalkan istrinya di bandara dan melanjutkan penerbangan. Lalu mengaku tidak menyesal karena merasa pasangannya itu perlu belajar manajemen waktu.

Harga secangkir kopi Starbucks ini sangat mahal jika sang pria sampai kehilangan pernikahannya.

Semuanya bermula dari kisah pelancong anonim mengungkapkan di Reddit bahwa dia baru-baru ini meninggalkan istrinya di ruang keberangkatan bandara setelah dia menyelinap keluar dari boarding gate atau gerbang keberangkatan untuk minum kopi menjelang keberangkatan penerbangan lintas benua mereka.

Pengakuan mengejutkan tersebut, yang diposting beberapa hari yang lalu ke subreddit Two Hot Takes, telah mendapat hampir 8.000 komentar. Banyak pengguna yang sangat mendukung suami yang meninggalkan istri, yang bertekad untuk pergi ke East Coast (Pantai Timur) untuk menemui putrinya yang kuliah di sana — meskipun itu berarti pertarungan abad ini dengan pasangannya yang ditinggalkan.

Pria berusia 47 tahun, asal Pacific Northwest, menceritakan bahwa bepergian bersama istrinya yang berusia 43 tahun bukanlah pengalaman yang luar biasa. Dia menggambarkan dirinya sebagai orang Tipe A sedangkan istrinya adalah sebaliknya.

"Saya suka mengatur segala sesuatunya dan memastikan bahwa kita tiba di tempat yang kita inginkan lebih awal, terutama saat bepergian. Istri saya sebaliknya, sangat 'mengikuti arus' dan 'kita akan sampai di sana ketika kita sampai di sana," ucap sang suami.

Pasangan ini telah bersama selama lebih dari satu dekade; anak perempuan tersebut berasal dari perkawinan laki-laki itu sebelumnya. Dia sekarang kuliah di negara lain, dan pasangan itu bepergian ke sana sesering mungkin untuk menemuinya.

Pria tersebut menjelaskan bahwa dia merasa gelisah menjelang perjalanan terakhir pasangan tersebut, karena tahun lalu kelakuan istrinya menyebabkan mereka ketinggalan pesawat untuk mengunjungi putri mereka. Dia tertidur dan baru bisa dibangunan pada upaya kelima, namun memutuskan untuk mandi, membuat kopi dan makan sereal di waktu yang mepet untuk sampai ke bandara.

Ketika istrinya akhirnya siap dan mereka sampai di gerbang keberangkatan, penerbangan mereka sudah berangkat tanpa mereka.

Rencana mereka pun berantakan kala itu, dan bertekad kali ini bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama putri mereka.

"Karena insiden bandara yang lalu, saya ingin memastikan bahwa saya mengatakan kepadanya bahwa kami harus berangkat lebih awal agar tidak ketinggalan pesawat lagi,” katanya, seraya menekankan bahwa ia masih harus mendorong istrinya untuk ikut berangkat.

 

 

2 dari 4 halaman

Tragedi Terjadi Saat Penerbangan Setelah Transit

Ilustrasi Gate Bandara. Foto: Freepik onlyyouqj

Kali ini pasangan tersebut berhasil melalui penerbangan pertama dengan mulus. Masalah terjadi saat transit untuk penerbangan lanjutan dengan jeda satu jam. Sang istri terus mengeluh karena harus menunggu untuk naik ke pesawat.

Gerbang keberangkatan penerbangan selanjutnya cukup jauh, jadi pasangan itu harus naik beberapa kereta penghubung. Mereka tiba di area keberangkatan hanya dengan waktu tersisa 15 menit.

Istrinya kemudian memutuskan membeli secangkir kopi, namun menolak tawaran suaminya untuk membelinya di toko kecil di sebelah gerbang boarding, bersikeras bahwa dia membutuhkan kopi Starbucks yang berjarak cukup jauh.

"Saya bilang padanya kami tidak bisa melakukan itu, kami tidak punya cukup waktu," kenangnya mengingat istrinya mengaku ada cukup waktu dan akan pergi sendiri jika dia tidak mau bergabung dengannya.

"Saya mencoba untuk mematahkan semangatnya tetapi dia bertekad. Dia berjalan pergi, dengan langkah cepat, dan berkata dia akan kembali tepat waktu,” kata pria itu.

3 dari 4 halaman

Akhirnya Pesawat Berangkat

Ilustrasi bandara. (iStockphoto)

15 menit berlalu dan pesawat mulai boarding tetapi istrinya belum juga kembali.

"Saya menelepon istri saya berharap dia ada di dekat saya," kata pria itu. "Dia tidak menjawab."

"Mereka memanggil beberapa kelompok, lalu memanggil kelompok kami. Karena panik saya menelpon istri saya lagi, 3 kali, akhirnya pada panggilan terakhir dia menjawab dan mengatakan sedang dalam perjalanan, antreannya panjang dan dia harus menunggu sebentar. Saya mengatakan kepadanya bahwa antrean penumpang naik pesawat hampir selesai dan dia harus bergegas.”

Pria tersebut menyatakan bahwa dia menunggu di gerbang, sampai seorang kru mengatakan pintu pesawat harus ditutup dalam dua menit. Itu artinya dia harus memilih naik atau turun dari pesawat.

Dia bersikeras mencoba memohon kepada pekerja maskapai tersebut, tetapi diberitahu bahwa pesawat tersebut tidak dapat ditahan lagi.

"Jadi, saya naik pesawat, katanya.

Istrinya meneleponnya beberapa menit setelah dia duduk di kursinya.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa saya perlu memberitahu petugas untuk turun dari pesawat menjemputnya dan saya berkata 'Tidak'. Tidak adil untuk melakukan ini lagi… Saya sudah bilang bahwa kami tidak punya waktu tetapi kamu memutuskan untuk melakukannya. Pergilah," kata pria itu.

Dia menyuruh istrinya membeli tiket penerbangan berikutnya, dan pergi menikmati akhir pekan bersama putrinya.

 

4 dari 4 halaman

Sang Istri Mogok Bicara

Ilustrasi mencari pekerjaan setelah dipecat dari bandara akibat Covid-19/dok. Unsplash jue huang

Saat berbicara dengan istrinya pada akhir pekan di tempat putrinya, topik ketinggalan pesawat tersebut hampir tidak muncul, katanya.

"Saya pikir mungkin dia menyadari itu salahnya dan hanya ingin melupakan masalah itu," kata sang suami.

Begitu pasangan itu bersatu kembali di rumah, dia menyadari betapa salahnya dia.

"Kami sekarang berada di rumah dan dia belum berbicara dengan saya sejak perjalanan berakhir ketinggalan pesawat itu, lebih dari seminggu yang lalu, dan bersikeras bahwa saya adalah seorang yang bodoh,” ungkap pria tersebut.

Beberapa hari kemudian, istrinya dikabarkan sudah mulai kembali berbicara dengannya.

Infografis Manfaat Detoks Kopi. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya