TikTok Tambahkan Fitur Family Pairing Baru untuk Filter Konten Berdasarkan Kata dan Tagar

Dengan pembaruan Family Pairing di aplikasi TikTok ini, orang tua dapat menyaring video yang mengandung kata-kata atau hashtag (tagar) tertentu untuk meningkatkan pengawasan dari jarak jauh.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 29 Jun 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi TikTok. (Unsplash/Collabstr)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, TikTok meningkatkan pengawasan atas masalah keamanan pengguna anak-anak di Amerika Serikat (AS) dan daerah lain. Hal ini dilakukan karena basis pengguna aplikasi tersebut kebanyakan anak muda dan banyaknya konten tak pantas di platform. 

Kini, perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka memberi orang tua lebih banyak kontrol atas konten yang dapat dilihat oleh anak dan remaja. Aplikasi video pendek ini menambahkan kontrol baru pada fitur Family Pairing.

Dengan pembaruan ini, orang tua dapat menyaring video yang mengandung kata-kata atau hashtag (tagar) tertentu untuk meningkatkan pengawasan dari jarak jauh. 

Untuk diketahui, TikTok memperkenalkan Family Pairing pada tahun 2020 agar orang tua dapat menautkan akun anak mereka. Fitur ini memungkinkan orang tua menonaktifkan pesan langsung dari jarak jauh, menetapkan batas waktu layar, dan mengaktifkan mode “konten terbatas.”

Kemudian, fitur baru di aplikasi TikTok ini ditambahkan untuk menyaring video dengan kata-kata atau tagar yang mungkin tidak ingin dilihat pengguna di tab For You termasuk Following.

“Kami menghadirkan alat (penyaringan konten) ini ke Family Pairing untuk memberdayakan para pengasuh guna membantu mengurangi kemungkinan anak remaja mereka melihat konten yang mungkin dianggap mengganggu," tulis TikTok, dikutip dari Engadget, Kamis (29/6/2023).

Kendati demikian, remaja pengguna aplikasi TikTok akan diberi tahu tentang filter konten sensitif yang diaktifkan orang tua mereka, dan dapat memilih untuk tidak menyetujuinya. Opsi ini diberikan untuk memastikan TikTok juga menghormati hak anak muda berpartisipasi.

2 dari 4 halaman

TikTok akan Bentuk Dewan Pemuda Global

Ilustrasi lucu, tertawa, bermain HP. (Image by pressfoto on Freepik)

“Secara default, remaja dapat melihat kata kunci yang ditambahkan oleh orang tua mereka dan kami percaya transparansi ini juga dapat membantu mendorong percakapan tentang batas-batas online dan keamanan," tulis perusahaan tersebut kepada Sky News.

Sehubungan dengan pembaruan ini, TikTok mengumumkan bahwa mereka akan membentuk Dewan Pemuda global pada akhir tahun ini. Tujuannya adalah untuk mendengarkan pengalaman mereka yang secara langsung menggunakan platform.

Perusahaan juga ingin membuat perubahan untuk menciptakan pengalaman yang paling aman bagi komunitas TikTok.

3 dari 4 halaman

Dikecam Karena Ekspos Konten Tak Pantas pada Anak-anak

Ilustrasi aplikasi TikTok. (dok. pexels/cottonbro)

Sebagai informasi, sebelumnya TikTok telah dikritik karena sebuah penelitian mengungkap platform ini mengekspos video yang memuat tindakan melukai diri sendiri, gangguan makan, dan konten tidak pantas pada anak-anak.

Konten tersebut sering kali disamarkan dengan tagar yang sedikit diubah yang dirancang untuk menghindari moderasi. 

Karena itu, perusahaan ini menghadapi gugatan konten baru di Inggris melalui RUU Keamanan Online, dan anggota parlemen AS sedang menyusun Undang-Undang Keamanan Online Anak.

Regulasi tersebut akan memaksa perusahaan media sosial seperti TikTok untuk menambahkan perlindungan online terhadap anak-anak. 

4 dari 4 halaman

Elon Musk Sebut TikTok Sangat Merusak

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Dengan adanya penemuan dampak buruk platfrom pada pengguna anak-anak tersebut, CEO Twitter, Elon Musk, mengungkapkan keprihatinannya.

Melalui cuitannya pada akun Twitter @elonmusk, Minggu (14/5/2023), miliarder sekligus CEO Tesla ini membagikan foto artikel dari Wall Street Journal tentang penemuan itu dan menambahkan caption yang menyebut TikTok “Extremely destructive if accurate” alias “Sangat merusak jika (penelitian) akurat.”

Kolom komentar cuitan tersebut pun dibanjiri berbagai balasan oleh pengguna Twitter. Tidak sedikit yang menyetujui pendapat Elon Musk.

Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya