Anies Baswedan Sebut Ada Penjegalan, PDIP: Itu Persepsi yang Disesuaikan

Bambang mengatakan, Anies hanya ingin membuat persepsi apa yang ingin ia dengar. Maka muncul narasi jegal dijegal tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mei 2023, 18:03 WIB
Bakal calon presiden yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anies Baswedan memanjatkan doa saat menghadiri Apel Siaga Pemenangan PKS 2024 di Stadion Madya Kompleks GBK, Jakarta, Minggu (26/2/2023). PKS menggelar apel siaga pemenangan untuk Pemilu 2024 yang merupakan rangkaian Rakernas PKS 2023. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengaku merasa pencapresannya dijegal. Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, hal itu bisa dijelaskan dengan teori komunikasi bahwa orang yang punya persepsi, disesuaikan dengan keinginannya.

"Setiap orang punya persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya itu hukum komunikasi hukum komunikasi seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan seseorang akan mempersepsikan apa yang diinginkan," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/5/2023).

"Kekhawatirannya, harapannya, selalu begitu. Misalnya, apa gitu, anggaplah itu ‘wah ini langkah untuk menjegal saya’. Itu kekhawatiran. Persepsinya gitu," jelas politikus yang akrab disapa Bambang Pacul ini.

Ia mengatakan, Anies hanya ingin membuat persepsi apa yang ingin ia dengar. Maka muncul narasi jegal dijegal tersebut.

"Tetapi saya mengatakan hukum komunikasi yang paling dasar adalah seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan, seseorang selalu mengkait-kaitkan dengan apa yang dia khawatirkan. Itu hukumnya," kata Pacul.

2 dari 2 halaman

Anies Bicara soal Penjegalan

Bakal calon presiden 2024-2029 yang diusung PKS, Anies Rasyid Baswedan (tengah) berpose bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kiri), dan Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman (kiri) usai pembacaan hasil keputusan Musyawarah Majelis Syuro VIII PKS di Jakarta, Kamis (23/2/2023). PKS secara resmi mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden tahun 2024-2029. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Diberitakan, nama Anies Baswedan kerap berada di urutan ke tiga di berbagai survei nasional. Elektabilitas Anies masih di bawah Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.

Menanggapi hal ini, Anies meminta agar para pendukungnya tak perlu khawatir dengan hasil survei-survei yang ada saat ini. Anies menyebut jika hasil survei sebaiknya dijadikan sebagai referensi bukan justru menjadi demotivasi.

"Survei-survei itu cukup kita jadikan referensi. Jangan sampai menjadi demotivasi. Jangan justru membuat kita khawatir," kata Anies saat menghadiri Milad ke 21 PKS di Kota Yogyakarta, Kamis 18 Mei 2023.

Anies membeberkan dirinya pernah mengalami peristiwa serupa saat berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu. Anies yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno selalu berada di posisi bawah dalam survei. Meski demikian, akhirnya justru Anies-Sandiaga yang memenangkan Pilgub DKI Jakarta.

"Saat Pilkada Jakarta tidak ada satupun survei yang memenangkan kami. Sampai saat itu saya bilang, 'ini sebenarnya hasil aspirasi masyarakat atau aspirasi penyelenggara survei?'," tutur Anies.

Bakal calon Presiden yang diusung oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat justru mempertanyakan hasil survei yang ada saat ini. Anies yang selalu berada di survei nomor tiga mengatakan jika banyak yang berupaya menjegalnya untuk maju.

"Ada yang tanya Pak Anies banyak yang jegal-jegal. Mungkin yang jegal-jegal itu sedang mengatakan survei aslinya. Kalau di survei nomor tiga kenapa harus dijegal? Mungkin yang jegal-jegal itu dia tahu hasil asli surveinya," ungkap Anies.

 

 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Infografis Muncul Wacana Pasangkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya