Kejar Transisi Energi, PGN Gandeng Perusahaan Patungan Jepang

Subholding Gas Pertamina PT PGN menggandeng kerja sama dengan perusahaan patungan Indonesia-Jepang, PPT Energy Trading Co., Ltd.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 21 Okt 2022, 15:17 WIB
Petugas mengecek instalasi pipa metering regulating station PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk di PT Lion Metal Works di Jakarta, (28/10/2015). Sektor Industri kini mulai mengkonversi dari bahan bakar minyak ke gas alam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas Pertamina PT PGN menggandeng kerja sama dengan perusahaan patungan Indonesia-Jepang, PPT Energy Trading Co., Ltd. Ini berkaitan dengan pemanfaatan Liquified Natural Gas (LNG) untuk transisi energi.

Kesepakatan tersebut dilakukan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta pada Kamis 20 Oktober 2022, kemarin. Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan President Director PPT Energy Trading Co., Ltd. Agus Witjaksono.

CEO Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk,M. Haryo Yunianto, mengatakan kebutuhan LNG dunia, khususnya regional Asia Pasific pada tahun 2022 mencapai 273 mmtpa dan akan terus tumbuh 2,8 persen pertahun hingga tahun 2050 sebesar 585 mmtpa. Terlebih kondisi geopolitik dan upaya menuju energi bersih secara global membuat nilai bisnis LNG semakin menarik.

Dengan demikian, PGN memiliki peluang yang sangat besar untuk memasuki pasar gas bumi Internasional melalui pemanfaatan moda non pipa yaitu LNG.

“Peluang LNG PGN untuk masuk ke dalam pasar internasional sangat terbuka lebar, utamanya melihat dari sisi cadangan gas bumi, dan demand LNG di pasar internasional. Maka untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, pengembangan moda non pipa (beyond pipeline) untuk distribusi LNG adalah keharusan. Untuk itu kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting dilakukan,” kata Haryo dalam keterangannya, Jumat (21/10/2022).

Melalui kolaborasi ini, Subholding Gas Pertamina lewat PT PGN Tbk dan PPTET akan mengembangkan bisnis LNG, new renewable energy dan transisi energi. Sehingga dapat menyokong kebutuhan dan pemanfaatan LNG sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.

Haryo menambahkan, jalinan kerjasama ini juga akan menjadi dasar untuk penjajakan potensi bisnis dalam rangka pengembangan bisnis dan niaga gas bumi, LNG, sebagai energi transisi menuju energi baru dan terbarukan.

 

2 dari 4 halaman

Tingkatkan Peluang Pemasaran

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Selain itu, juga meningkatkan peluang pemasaran LNG atas portfolio PT Pertamina (Persero) yang akan dialihkan ke PGN, trading LNG dari ke pihak ketiga lainnya. Sehingga dapat berperan dan memberikan dampak berganda bagi perekonomian nasional dan masyarakat.

Dia mengungkapkan, kerjasama dengan PPET ini juga dapat memberikan peluang bagi perwira PGN untuk benchmarking dan menerima transfer pengetahuan terkait bisnis trading LNG pasar internasional. Kemudian bisa untuk mewujudkannya PGN membutuhkan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi dan komersialisasi bisnis LNG.

"Dengan pengalaman PPTET yang sudah lebih dari 50 tahun PGN optimis sinergi ini dapat berjalan dengan baik kedepannya," tutupnya.

 

3 dari 4 halaman

Ekspansi ke Bangladesh

Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina memperluas pasar gas bumi internasional melalui pemenuhan kebutuhan Liquified Natural Gas (LNG) di Bangladesh.

Guna menjajaki potensi bisnis gas bumi di Bangladesh, PGN dan Intraco menandatangani Memorandum of Understanding mengenai pengembangan suplai LNG dan infrastrukur gas bumi di Bangladesh.

Penandatanganan dilaksanakan oleh selaku dengan Mohammed Riyadh Ali selaku Managing Director Intraco Refueling Station Ltd. serta disaksikan Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh dan Nepal, Heru Subolo, (19/10/2022).

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan,dengan penguasaan lebih dari 90 persen market gas bumi di Indonesia, PGN antusias menjadi bagian dari pengembangan bisnis LNG di Bangladesh baik sebagai pemasok LNG maupun penyedia infrastruktur di Bangladesh.

"Dalam kerjasama ini, ke depan diharapkan PGN akan berperan sebagai penyedia kargo LNG yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi Bangladesh. Kolaborasi juga dilakukan untuk potensi pengembangan bisnis gas bumi lainnya di sektor transportasi gas, rumah tangga dan lainnya," kata Heru, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Heru melanjutkan, PGN telah berpengalaman dalam mengelola bisnis midstream hingga downstream gas bumi, portofolio LNG domestik maupun internasional, serta pengalaman dalam mengelola FSRU dan fasilitas LNG lainnya.

"Kami semakin optimis merealisasikan peningkatan bisnis gas bumi di pasar internasional. Semoga kerjasama ini dapat berlanjut sampai dengan tahap eksekusi secara komersial," ujar Heru.

 

4 dari 4 halaman

Ketahanan Energi

Petugas membersihkan area dekat instalasi jaringan gas PGN di Rusunawa Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pada tahun 2020, Kementerian ESDM melalui PGN menargetkan 266.070 rumah tangga dan industri kecil di 49 kabupaten/kota tersambung jaringan gas bumi. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Bagi Bangladesh, kerja sama ini akan mengarah pada ketahanan energi di Bangladesh sebagai salah satu sumber kekuatan ekonomi di Asia Selatan. Secara historis, gas bumi menjadi salah satu sumber energi utama yang diutilisasi lebih dari 60 persen di Bangladesh.

Pemenuhan gas bumi akan dikombinasikan dengan implementasi dan pengembangan teknologi serta komersialisasi pemanfaatan gas bumi sehingga akan mendorong Bangladesh ke level baru.

Duta Besar RI untuk Bangladesh, Heru Subolo mengapresiasi PGN dan Intraco atas langkah ini dan agar detail serta implementasi kerjasama ini dapat segera terlaksana.

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil sebesar 6 persen, pasar Bangladesh sangat terbuka bukan hanya di bidang migas namun juga kesempatan di bidang nonmigas." ucap Subolo.

"MoU ini juga semoga akan semakin meningkatkan relasi Indonesia dan Bangladesh" imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya