Meneropong Sektor Saham yang Menarik di Tengah Sentimen Kenaikan Suku Bunga

Ada sejumlah sentimen global yang akan bayangi bursa saham pada 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Jan 2022, 14:35 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2022 digadang-gadang akan terjadi pemulihan ekonomi yang lebih signifikan. Hal itu lantaran pada akhir 2021, berbagai indikator ekonomi telah mencatatkan pertumbuhan menggembirakan.

Di saat bersamaan, kendati ada varian baru covid-19 omicron, tetapi pasar tampak lebih tenang. Respons tersebut menyusul informasi varian omicron yang dinilai tidak terlalu berbahaya dibandingkan varian sebelumnya, tapi memiliki potensi penularan yang lebih tinggi.

Namun demikian, rupanya sejumlah sentimen global bayangi pelaku pasar pada awal tahun ini. Sentimen-sentimen tersebut salah satunya berasal dari bank sentral AS, The Fed terkait tapering off dan kenaikan suku bunga.

Di tengah sentimen tersebut, Head of Equity Investment PT Sinarmas Asset Management, Evan Lie Hadiwidjaja menyarankan untuk melakukan diversifikasi investasi.

"Kami lebih suka diversifikasi untuk tahun ini atau bisa ambil strategi barbell,” kata dia dalam webinar Sinarmas Sekuritas & Sinarmas Asset Management, Rabu (12/1/2022).

Adapun diversifikasi yang dimaksud Evan, yakni memilih perusahaan yang memiliki eksposur terhadap ekonomi di dalam negeri.

"Kalau industri manufaktur adalah perusahaan yang secara input cost komponen USD nya enggak terlalu besar dan perusahaan-perusahaan yang memiliki ability untuk passing rising input cost,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Sektor Saham

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari sektornya, Evan menilai perbankan masih cukup menarik untuk dicermati. Sektor ini dinilai mampu bertahan di tengah sentimen kenaikan suku bunga dibandingkan dengan beberapa sektor lainya.

"Yang marik sektor perbankan. Secara pertumbuhan kredit meningkat, kualitas aset baik. Secara industri kalau terjadi peningkatan suku bunga relatif lebih oke dibandingkan sektor lainnya," kata dia.

Selain perbankan, pada era disrupsi seperti ini, sektor teknologi atau digital juga menarik.  Evan menerangkan ekonomi digital masih memiliki ruang pertumbuhan yang tinggi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya