PDIP Dorong Penguatan Kultur Lingkungan untuk Merawat Kehidupan

PDI Perjuangan menjadikan gerakan merawat sungai dan membersihkan lingkungan serta gerakan menanam tanaman menjadi bagian dari kultur Partai.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mar 2021, 11:32 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan menjadikan gerakan merawat sungai dan membersihkan lingkungan serta gerakan menanam tanaman menjadi bagian dari kultur Partai. Karena berpolitik itu juga merawat kehidupan dan membangun paradaban.

"Dengan lingkungan hidup yang indah, asri, dan bersih, akan menciptakan rasa syukur. Ruang sosial menjadi nyaman. Karena itulah menanam tanaman bersifat wajib sebagai kesadaran berorganisasi Partai," kata Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Rabu (24/3/2021).

Dia memaparkan guna memperkuat kultur prolingkungan hidup tersebut, PDI Perjuangan hari ini bermaksud meluncurkan buku Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam. Buku tersebut mengambil saripati pengalaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dalam menjaga bumi.

"Buku Merawat Pertiwi dengan editor Kristin dan Maria Karsia tersebut menggambarkan perhatian Ibu Megawati Soekarnoputri yang begitu besar terhadap gerak menjaga lingkungan hidup," kata dia.

Hasto menilai jalan menanam bagi Megawati merupakan jalan kehidupan, penuh dengan nilai welas asih, tradisi kontemplasi dan sekaligus jalan menjaga bumi dengan menyediakan oksigen bagi kehidupan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Berdikari di Atas Kaki Sendiri

Dia melanjutkan, gerak menanam tanaman yang bisa dimakan yang telah dimulai sejak 1 tahun yang lalu, termasuk tanaman pendamping beras, dilakukan dengan kesadaran agar Indonesia yang kaya dengan keanekaragaman makanan bisa dengan kepala tegak menempuh jalan berdiri di atas kaki sendiri dalam kebutuhan pangan rakyat Indonesia.

“Tindakan impor beras yang dilakukan sepihak oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lahir dari kalkulasi pragmatis. Seorang menteri harus memahami keanekaragaman pangan, dan berpikir bagaimana Indonesia bisa mengekspor pangan, bukan sebaliknya,” kata Hasto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya