Peneliti Thailand Siapkan Uji Klinis Calon Vaksin COVID-19 ke Manusia

Peneliti Thailand berencana melakukan uji klinis calon vaksin COVID-19 pada manusia bulan November

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Jul 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Thailand - Para peneliti di Thailand berencana melakukan uji coba calon vaksin COVID-19 pada manusia. Mereka menargetkan, vaksin tersebut sudah bisa digunakan di paruh kedua tahun depan.

Profesor Kiat Ruxrungtham, kepala peneliti di Chulalongkorn University Centre of Excellence in Vaccine Research and Development mengatakan, mereka sebelumnya sudah menguji calon vaksin COVID-19 tersebut pada primata.

"Kami berharap vaksin itu dapat menghasilkan antibodi penawar pada manusia (seperti) yang terlihat pada monyet dan tikus," kata Ruxrungtham seperti dikutip dari Straits Times pada Senin (13/7/2020).

"Jika semuanya berjalan sesuai rencana, vaksin akan siap untuk Thailand pada kuartal ketiga atau keempat tahun depan," ujarnya.

Uji klinis ini direncanakan dimulai pada November atau paling cepat bulan September. Dikutip dari Antara, mereka juga mempersiapkan 10 ribu dosis calon vaksin COVID-19.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Proses Uji Klinis

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Tahap pertama uji klinis akan melibatkan sekitar 100 sukarelawan yang dipisahkan menjadi dua kelompok usia yaitu 18 sampai 60 tahun dan kelompok 60 sampai 80 tahun.

Perekrutan sukarelawan diperkirakan akan mulai pada September. Kiat mengatakan, mereka tidak akan memulai uji klinis sampai mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Thailand serta komite etik.

Fokus di fase pertama adalah untuk menentukan keamanan dan dosis yang sesuai apabila digunakan untuk manusia. Setidaknya, tahap ini memakan waktu sekitar dua bulan.

Fase kedua diprediksi akan dimulai pada bulan Desember dengan jumlah sukarelawan yang lebih besar yaitu 500 hingga seribu orang.

Kiat mengungkapkan, jika telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM setempat, kemungkinan mereka bisa melewatkan fase ketiga dan terakhir yang melibatkan lebih dari 10 ribu sukarelawan dari berbagai negara dengan kasus COVID-19.

Vaksin yang tengah dikembangkan oleh Chulalongkorn University menggunakan teknologi mRNA baru yang mirip dengan calon vaksin dari Moderna, perusahaan bioteknologi di Massachusetts, Amerika Serikat. Beberapa studi lain juga dilakukan di negara berjuluk negeri gajah putih itu.

Kiat mengatakan, apabila uji coba berhasil, perusahaan BioNet-Asia akan mempersiapkan fasilitasnya untuk pembuatan vaksin berskala besar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya